,

Indonesia Resmi Memegang Presidensi G20 2022

Admin

| 3 Desember 2021

| 20:51 WIB

Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Rinawati Prihatiningsih selaku Chair G20 EMPOWER Indonesia menyampaikan, “G20 EMPOWER di bawah presidensi G20 Indonesia akan meneruskan komitmennya meningkatkan dan menguatkan pemberdayaan ekonomi dan partisipasi perempuan di tingkat kepemimpinan dalam aksi kongkrit yang ambisius dari negara yang tergabung dalam G20 dengan kebijakan dan langkah-langkah pragmatis untuk mengatasi tantangan saat ini dan masa depan melalui kolaborasi erat semua pihak guna mewujudkan pemberdayaan dan kemajuan representasi ekonomi perempuan yang berkesetaraan dan berkeadilan gender.”

Working Group G20 EMPOWER, adalah aliansi yang menyatukan perwakilan sektor swasta dan mitra pemerintah dari negara-negara G20 memiliki tujuan bersama untuk mempercepat proses kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta, mengidentifikasikan tindakan nyata yang harus diambil pada tiga bidang fokus utamanya yaitu: mempromosikan produktifitas melalui penguatan sumber daya manusia, inovasi untuk produksi dan ekonomi inklusif serta peningkatan kualitas pendidikan dan soft skill; meningkatkan ketahanan dan memastikan pertumbuhan; inklusif, berkelanjutan dan stabilitas.

Webinar berseri G20 EMPOWER

Dalam rangka menyambut Presidensi G20 Indonesia 2022, Kemen PPPA bersama Focal Point G20 Empower menyelenggarakan webinar bertema “Mendorong Kesetaraan Gender Dalam Dunia Kerja dan Dunia Usaha”, Kamis (2/12). Acara ini bertujuan membagikan pengalaman baik dari sektor publik dan swasta dalam mendorong kesetaraan gender di dunia kerja dan dunia usaha, serta memberikan rekomendasi dan masukan untuk perbaikan sistem dan kebijakan terkait kesetaraan gender dalam dunia kerja dan dunia usaha.

Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PP-PA, Indra Gunawan yang membuka acara webinar menyatakan bahwa dalam periode Indonesia sebagai Presidensi G20 2022, G20 EMPOWER akan terus mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia kerja di Indonesia.

Menurutnya, ada beberapa isu yang menjadi perhatian bersama, yaitu bagaimana meningkatkan akuntabilitas perusahaan di dalam pencapaian Key Performance Indicator (KPI) untuk peningkatan peran perempuan.

Lalu, mendorong peran UKM perempuan sebagai penggerak ekonomi melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang dimiliki oleh perusahaan. Kemudian juga mengenai bagaimana membangun dan meningkatkan isu STEM (Science, Teknologi, Engineering and Matc) terutama bagi para perempuan agar mereka siap di dunia kerja yang akan datang.

Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan sekaligus Chair WG Employment G20, Anwar Sanusi, menyampaikan bahwa telah ditetapkan arah kebijakan dan strategi terkait dengan gender dalam RPJMN 2020-2024.

Beberapa di antaranya menyangkut peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mencakup bagaimana kebijakan penguatan regulasi, percepatan pelaksanaan pengarusutamaan gender di kementerian lembaga. Juga mengenai peningkatan peran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan terutama dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, serta politik, jabatan publik, dan pengambilan keputusan.

Sementara itu, President Director Bank OCBC NISP sekaligus Advocates G20 Empower, Parwati Surjaudaja, saat ini di perusahaannya sekitar 55 persen karyawan adalah perempuan, sedangkan untuk level senior manajemen mencapai 42 persen dan level direksi sekitar 40 persen nya adalah perempuan.

Menurutnya, kondisi yang mendorong pencapaian tersebut adalah antara lain adanya pemahaman seragam dan komitmen dari organisasi. Pemahaman bahwa antara perempuan dan laki-laki berbeda tapi setara, satu tidak lebih baik dari yang lain, tapi saling melengkapi. Dengan kesetaraan gender, perusahaan bisa menjadi lebih baik dan tumbuh berkesinambungan.

Selanjutnya, komitmen organisasi dalam membangun ekosistem yang inklusif di setiap aspek bisnis, di setiap level dan di setiap fungsi mendorong kesetaraan gender dapat tumbuh secara organik di lingkungan perusahaan.

Mereka terus terpacu, apalagi komitmen pada kesetaraan gender ini juga tercermin pada solusi yang dihadirkan Bank yang mendapat apresisasi dari IFC World Bank, di mana pada tahun 2020 menjadi bank swasta pertama di Indonesia yang menerima gender bond yaitu pendanaan yang dialokasikan khusus untuk mendukung pengusaha perempuan Indonesia.**

]]>

Editor :Rizal Fauzi

Tags

Bagikan Artikel

Berita Terkait

Berita Terpopuler

Scroll to Top