JAKARTA, EKBISBANTEN.COM-Jumlah masyarakat yang menginginkan Pilpres 2024 berjalan sekali putaran meningkat, yakni sebanyak 79,9 persen.
Sedangkan hanya 16,6 persen masyarakat yang ingin tetap dua putaran. Lalu sisanya, tidak mempermasalahkan jumlah putaran di 2,3 persen, serta tidak menjawab 1,2 persen.
Hal itu berdasarkan rilis nasional survei Populi Center yang dilakukan pada 27 Januari – 3 Februari 2024, meliputi 38 Provinsi dengan sampel sebanyak 1.500 responden.
Direktur Eksekutif Populi Center Afrimadona mengatakan, mayoritas pendukung pilpres sekali putaran berasal dari masing-masing pendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) baik dari nomor urut 1, 2 maupun 3.
“Nah yang 79,9 persen itu masyarakat yang menginginkan sekali putaran, tetapi mereka menginginkan sekali putaran itu paslon mereka masing-masing yang menang seperti itu,” ujar Afrimadona, Rabu (7/2/2024).
“Yang jelas mereka ingin sekali putaran karena alasan yang digembor-gemborkan selama ini lebih hemat, lebih tidak konflik dan sebagainya tapi intinya angka yang 79,9 persen itu masyarakat yang memungkinkan sekali putaran,” sambungnya.
Afrimadona menjelaskan alasan masyarakat ingin pilpres sekali putaran, yaitu karena lebih cepat ada kepastian terkait siapa yang menjadi presiden selanjutnya sebanyak 41,2 persen, kemudian agar menghemat biaya sebesar 29,2 persen.
Dan juga agar pemerintahan dan layanan publik kembali normal sebanyak 13,6 persen, mengurangi ketegangan di masyarakat sebesar 12,1 persen. Sisanya menjawab karena alasan lainnya, dan tidak menjawab.
“Mayoritas masyarakat 70,3 persen juga menjawab yakin bahwa pilpres akan selesai dalam sekali putaran, sementara sebanyak 25,3 persen lainnya menjawab tidak yakin dan 4,4 persen tidak menjawab,” paparnya.
Berdasarkan survei juga, Afrimadona menerangkan dari simulasi tiga pasang capres-cawapres, secara elektabilitas paslon nomor 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul jauh dari dua pesaingnya, mencapai 52,5 persen.
Sementara pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mendapatkan dukungan sebesar 22,1 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 16,9 persen.
“Saat ditanya lebih lanjut mengenai dukungan masyarakat kepada pasangan calon yang akan mereka pilih, sebanyak 79,8 persen mengaku telah mantap dengan pilihannya tersebut. Adapun yang menjawab masih mungkin berubah sebesar 19,4 persen,” ucapnya.
Dengan data di atas, Afrimadona memprediksi peluang Prabowo-Gibran menang sekali putaran terbuka lebar, namun masih tidak menutup kemungkinan pilpres juga dapat berlanjut menjadi dua putaran.
“Sebenarnya data kita masih menunjukkan bahwa rentang kepercayaan untuk elektabilitas paslon 2 itu mungkin masih berkisar antara 48 persen sampai 56 persen. Nah karena itu, kemudian probabilitas paslon 2 untuk dapat suara real 48 nanti di hari H itu juga masih memungkinkan,” ucapnya.
“Sehingga yang ingin saya katakan adalah data kita memang memperlihatkan peluang untuk satu putaran itu makin besar tapi peluang dua putaran itu juga masih ada itu kira-kira,” tambahnya.
Lanjut Afrimadona menuturkan berdasarkan sebaran wilayah pulau, tren dukungan terhadap Prabowo-Gibran juga naik dan lebih unggul dari pasangan lain.
Dibandingkan survei bulan Januari, terdapat peningkatan dukungan pemilih di wilayah Sumatera dan Pulau Jawa bagian barat (Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat), masing-masing 2 hingga 4 persen.
“Peningkatan dukungan paling besar berasal dari pemilih di Pulau Jawa bagian Tengah dan Timur yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, di mana angkanya kini telah mencapai 53,3 persen, dari sebelumnya 45,4 persen. Selain itu, kenaikan keterpilihan juga terdapat di Indonesia Timur,” urainya.
“Di wilayah ini dukungan pada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka juga meningkat, dari sebelumnya 46,3 persen dan kini 59,1 persen,” sambungnya.
Hal sebaliknya terjadi kepada paslon Ganjar-Mahfud, Afrimadona mengatakan masih berdasarkan sebaran wilayah pulau, tidak terdapat perubahan dukungan yang signifikan untuk pasangan Ganjar-Mahfud.
“Kalaupun terdapat penambahan atau pengurangan dukungan, angkanya masih dalam rentang margin error, kecuali di Pulau Jawa bagian Tengah dan Timur. Di wilayah ini, dukungan pada Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkurang dari survei sebelumnya sebesar 35,4 persen, kini menjadi 28,9 persen,” ucapnya.
Sementara itu, dukungan terhadap paslon nomor 1 cenderung stagnan, dari data sebaran wilayah pulau, tidak ada perubahan dukungan yang berarti. Meski demikian, hasil indikatif menunjukkan terdapat penurunan dukungan kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dari pemilih yang tinggal di wilayah Indonesia Timur.
“Pada survei sebelumnya terdapat 27,7 persen yang menyatakan mendukung pasangan ini, namun kini jumlahnya menurun menjadi 20,9 persen,” tukas Afrimadona.