CILEGON, EKBISBANTEN.COM – Puluhan orang yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) GRIB Jaya atau Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu menggeruduk kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Cilegon, pada Kamis (30/1/2025). Aksi protes ini digelar buntut dari pemutusan aliran listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon yang diduga dilakukan secara sepihak.
Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi, aksi demontrasi tersebut dikawal ketat sejumlah aparat Kepolisian.
Ketua DPC GRIB Jaya Kota Cilegon Sahruji mendesak, perusahaan plat merah itu tidak ada lagi melakukan pencabutan listrik di tempat falitas umum, khususnya masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.
“Perlu sayampaikan hasil audiensi GRIB Jaya bersama aliansi lain dengan manajemen PLN Cilegon, kita telah mendapatkan satu kesepakatan. Yang pertama, saya minta jangan lagi mencabut listrik masjid, karena masjid itu adalah fasilitas umum bagi umat islam. (Msjid) sangat sakral. Jangan sampai (listrik) masjid dicabut, Allah tidak ridho BUMN ini kwalat dapat azab,” ujar Sahruji saat menyampaikan hasil audiensi kepada peserta demonstrasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, PLN Cilegon sebelumnya memutus aliran listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon secara sepihak. Akibat Pemutusan aliran listrik tersebut, Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon mengalami gelap gulita sejak 21 Januari 2025 hingga 27 Januari 2025 lantaran belum membayar tagihan senilai Rp 3.374.860.
Pasca kejadian itu, Walikota Cilegon terpilih Robinsar bergerak cepat membayar tagihan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Kota Cilegon.
Berdasarkan bukti pembayaran yang beredar di grup Whatsapp, tagihan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Kota Cilegons ebesar Rp3.374.860. Tagihan masjid itu telah dilunasi pada 27 Januari 2025 pukul 20:23:53 atas pelanggan dengan IDPEL 539411194664, dengan bulan tagihan 01/25. Transaksi ini tercatat dengan nomor referensi 801480935554.
“Boleh taat kepada manajemen, boleh. Saya sepakat, tapi juga lebih taat kepada Allah. Karena menyalannya listrik ini juga atas izin Allah. Kalau Allah tidak ridho, adanya pembangkit listrik ini tidak bisa jual listrik. Jadi, taat kepada pimpinan, tapi juga lebih taat kepada Allah SWT. Karena masjid itu adalah rumah Allah. Kan itu, tempat ibadahnya umat Islam,” terang Sahruji.
Sementara itu, Manager ULP PLN Cilegon Dwi Ardiansyah menyampaikan permohonan maaf atas insiden pencabutan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon yang menghebohkan warga Kota Cilegon.
“Di sini saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas kejadian yang terlangsung di Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon. Mohon bapak/ibu menerima permohonan maaf saya,” ucap Dwi Ardiansyah.
Permohonan maaf senada disampaikan Humas PLN UID Banten Indo Gilang atas pencabutan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon. Ia mengatakan, sebelum melakukan pemutusan sambungan listrik, pihaknya sudah melalukan koordinasi dengan pengurus DKM Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon.
Namun, koordinasi dengan pengurus Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Pasalnya pengurus DKM Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon sulit ditemui dan dihubungi melalui sambungan telepon seluler.
“Untuk itu kami mohon maaf atas ketidaknyamananya yang terjadi pada hari ini,” katanya.***