SERANG, EKBISBANTEN.COM – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Serang kembali menggelar Kuliah Dhuha Ramadan di Masjid Bilal Kaujon, pada Kamis, (20/3/2025).
Mengusung tema: “Nasib sekolah swasta di tengah kebijakan sekolah gratis”, Kuliah Dhuha Ramadan ini menarik perhatian ratusan jamaah dari berbagai organisasi Muhammadiyah di Banten.
Hadir sebagai narasumber, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Fajar Riza Ul Haq dan Anggota Komisi X DPR RI Dapil Banten 2, Prof. Furtasan Ali Yusuf.
Saat ditemui usai kegiatan, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Serang, Nursalim mengungkapkan berbagai tema dalam Kuliah Dhuha Ramadan berdasarkan aspirasi dan keluhan dari masyarakat bukan hanya Muhammadiyah.
“Kuliah Dhuha ini sebenarnya menampung aspirasi dari teman-teman bukan hanya dari Muhammadiyah tetapi di luar Muhammadiyah. Berdasarkan keluhan yang kita bawa ke forum dan kemudian dibahas bersama pemegang kebijakan,” katanya.
Ia menjelaskan, berbagai keluhan tersebut khususnya di bidang pendidikan merupakan persoalan krusial dan klasik yang setiap tahun terjadi.
“Persoalan Guru, penerimaan siswa baru, dan lain sebagainya ini kan sebenarnya persoalan klasik yang setiap tahun datang,” ujarnya.
“Tadi Pak Wamen sudah menjelaskan berbagai kebijakan baru yang luar biasa, tentu Muhammadiyah berharap kebijakan ini bukan hanya bergaung di pusat tetapi sampai ke daerah. Pada pelaksanaannya, Pemerintah Daerah harus akomodatif,” sambung Nursalim.

Sedangkan dalam pemaparannya, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Fajar Riza Ul Haq menuturkan bicara pendidikan maka penanggung jawabnya adalah negara.
Untuk itu, Pemerintah melalui Kemendikdasmen berupaya memberikan layanan pendidikan terbaik yang bermutu untuk semua kelompok.
Pria yang juga merupakan kader Muhammadiyah ini mengungkapkan pihaknya juga akan membuat berbagai kebijakan untuk mendorong agar sekolah swasta bisa tumbuh kembang bersama sekolah negeri.
“Pemerintah juga berdiri bersama dengan sekolah-sekolah swasta sebagaimana pemerintah memperhatikan sekolah-sekolah negeri. Itu dibuktikan dengan kebijakan yang sudah diluncurkan. Tapi kami mohon sekolah swasta meningkatkan mutu, meningkatkan kompetensi para Guru,” terangnya.
BACA JUGA: Gelar Kuliah Dhuha Ramadan, Muhammadiyah Kota Serang Ajak Stakeholder Diskusi untuk Kemaslahatan
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Dapil Banten 2, Prof. Furtasan Ali Yusuf menjelaskan istilah sekolah gratis merupakan akibat janji politik para Kepala Daerah.
Ia mengaku kurang sependapat dengan terminologi gratis karena dimaknai semuanya cuma-cuma atau tidak dipungut bayaran.
“Istilah sekolah gratis itu, adalah akibat janji politik para Kepala Daerah. Kalau sudah janji kan harus direalisasikan,” ujarnya.
“Terminologi gratis itu sebenarnya saya kurang sependapat, karena gratis itu dimaknai semuanya gratis padahal kan ada biaya-biaya yang memang dicover oleh orang tua seperti seragam dan sebagainya,” imbuh pria yang akrab disapa Prof Fay ini.
Lebih lanjut, Prof Fay menyampaikan aspirasi dari sekolah swasta yakni berharap permasalahan sistem penerimaan murid baru tidak terlalu lebih menerima dan sesuai rombel yang tersedia.
“Sehingga sisanya yang tidak tertampung akan masuk ke swasta secara alami dengan sendirinya. Swasta itu sumber pendapatannya dari murid, dengan sendirinya akan bisa hidup. Syukur-syukur kalau pemerintah menggelontorkan dana juga untuk swasta. Itu kebijakan yang diharapkan,” pungkasnya.***