Minggu, 24 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Gelar Diskusi Bareng Jurnalis, Cak Nawa Bahas Pertanian di Banten

and

| Rabu, 17 Mei 2023

| 12:10 WIB

Wakil Ketua DPRD M. Nawa Said atau Cak Nawa saat jadi pemateri di Sekretariat Pokja wartawan harian cetak dan elektronik Provinsi Banten, Selasa (16/5/2023). Foto: Budiman/Ekbisbanten.com

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Wakil Ketua DPRD M. Nawa Said atau Cak Nawa membahas sektor pertanian yang ada di Provinsi Banten. Menurutnya, ada peluang untuk memperkuat sektor pertanian sebagai pilihan lain dalam menekan angka pengangguran di Provinsi Banten.

Hal itu ia ungkapkan saat menjadi pemateri dalam diskusi bersama Pokja wartawan harian cetak dan elektronik Provinsi Banten.

“Saat ini ada peluang untuk memperkuat program-program dibidang pertanian, perikanan dan lingkup ekonomi, kenapa? saat ini kan Penjabat (Pj) Gubernur Banten punya janji politik, tidak punya RPJMD,” ungkap Cak Nawa, Selasa (16/5/2023).

Cak Nawa melanjutkan, Pj Gubernur Banten lewat janji politiknya hanya tinggal menyinkronkan program saja dari pusat ke daerah.

“Berharap bisa mandiri, diselaraskan dengan daerah lewat political will daerah, ekonomi kreatif untuk mengurangi angka pengangguran,” ujarnya.

Selain, ia juga membahas lahan pertanian yang kian hari kian berkurang. Menurutnya, hal itu akan membuat Banten selalu ketergantungan akan pangan suatu saat nanti.

“Lahan pertanian berkurang, kalau terjadi, Banten tidak mandiri juga keseimbangan alam,” terangnya.

Masalah lain yang ia singgung soal permodalan untuk rakyat menengah ke bawah. Dulu, paparnya, Bank Banten digagas untuk mengatasi permodalan, terlebih untuk sektor pertanian.

“Ketika ada Gubernur dilantik, Bank Banten jadi salah satu cara akses permodalan untuk masyarakat. Lihat Bank Banten sekarang, harapan itu sirna,” ujarnya.

Kemudian pada kesempatan yang sama, Sekretaris Apdesi DPC Kabupaten Lebak Rafik Rahmat Taufik, mengatakan bahwa anggaran dan pelaksanaan program pemerintah daerah dalam sektor pertanian sebenarnya sudah berjalan. Hanya saja diperlukan konsistensi serta outputnya yang jelas.

“Tahun ke tahun luar biasa perkebunan, sawahnya luar biasa, program digulirkan, anggaran luar biasa, namun outputnya hanya posisi level aman,” paparnya.

“Contohnya saat ada program menanam jagung hibrida, bukan baru itu, tahun 2018, namun ketika panen bingung kalau mau dijual,” tambahnya.

Rafik menilai, perlu pemetaan serta skala prioritas yang jelas untuk program pertanian.

“Dinas Pertanian ada bantuan ayam petelur, namun bukan skala prioritas, fokus saja pada satu titik. Misalnya, wilayah ini ploting khusus untuk cabai,” tandasnya.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top