EKBISBANTEN.COM – Fenomena langka yakni Gerhana Matahari Total akan terjadi pada Senin (8/4/2024).
Meskipun begitu, warga Indonesia tidak akan bisa menyaksikannya secara langsung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa saat gerhana terjadi, Indonesia berada di sisi gelap bumi, yaitu malam hari.
Adapun, Gerhana Matahari Total akan mencapai puncaknya pada pukul 01.17 WIB pada tanggal 9 April 2024.
Waktu tersebut menandai titik tertinggi ketika Bulan melintas di antara Bumi dan Matahari, menyebabkan cahaya Matahari tertutup dan menciptakan kegelapan fajar atau senja.
Meskipun Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung, di Benua Amerika, seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada, orang-orang akan bisa menikmati penampilan alam yang spektakuler ini.
Kota-kota di sepanjang jalur Gerhana Matahari Total akan mengalami kegelapan selama beberapa jam, dengan durasi terpanjang mencapai 4 menit 26 detik.
Efek Gerhana Matahari Total tidak hanya terasa dalam penampilannya yang dramatis.
Ketika bayangan Bulan menutupi Matahari, terjadi penurunan suhu yang signifikan, berkisar antara 2,8 hingga 5,6 derajat Celsius.
Kondisi ini juga mempengaruhi perilaku hewan-hewan dan pola warna yang terlihat di langit.
Namun, penting untuk diingat bahwa melihat Gerhana Matahari secara langsung dengan mata telanjang dapat membahayakan kesehatan mata karena radiasi tinggi dari fotosfer Matahari.
Oleh karena itu, pengamat harus menggunakan alat pelindung mata khusus.
Dalam Islam, Gerhana Matahari dianggap sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk mengerjakan shalat gerhana, berdoa, dan berdzikir kepada Allah SWT ketika fenomena ini terjadi.
Meskipun Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024, kesempatan untuk menyaksikannya akan datang kembali pada tanggal 23 Agustus 2044.*