CILEGON, EKBISBANTEN.COM – Bank Indonesia kembali meraih penghargaan The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific dari The Asian Bankers, setelah sebelumnya diperoleh pada tahun 2020.
Bank Indonesia menyampaikan apresiasi atas penghargaan ini dan memandang penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan dunia internasional terhadap terjaganya kinerja ekonomi Indonesia serta kuatnya sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dan bauran kebijakan ekonomi nasional dalam memperkuat ketahanan, mempercepat pemulihan, dan mendorong kebangkitan ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan bahwa penghargaan tersebut disampaikan pada acara Leadership Achievement Awards Ceremony hari Selasa, 13 Juni 2023 di Bangkok, Thailand.
“Penghargaan ini juga merupakan penghargaan keempat dari The Asian Banker kepada Bank Indonesia berturut-turut sejak 2020, yakni The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific pada 2020, Best Systemic and Prudential Regulator in Asia Pacific pada 2021,” katanya.
“Kemudian selanjutnya Best Conduct of Business Regulator in Asia Pacific pada 2022 dan The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific, pada 2023,” sambung Erwin.
Erwin menyampaikan, The Asian Bankers dalam penilaiannya memandang Bank Indonesia menunjukkan keunggulan dalam mengelola perekonomian sehingga berhasil menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia di tengah kondisi ketidakpastian global yang tinggi.
Ia mengungkapkan bahwa ada tiga aspek utama menjadi pertimbangan keputusan The Asian Bankers. Pertama, konsistensi Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan moneter yang didukung oleh sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mampu menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi sehingga inflasi dapat lebih rendah dari prakiraan pasar dan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dapat kembali ke lintasan sebelum pandemi.
Kedua, Bank Indonesia secara konsisten juga menempuh kebijakan moneter yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking sehingga dapat menurunkan ekspektasi inflasi dan mendorong inflasi inti kembali ke dalam kisaran 3,0±1 persen.
“Ketiga yaitu penguatan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui strategi triple intervention, baik di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder,” ungkap Erwin.
Sebagai informasi, The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific Awardmerupakan penghargaan kepada Bank Sentral yang unggul dalam menjalankan perannya menjaga stabilitas makroekonomi.
Awardtersebut diselenggarakan oleh The Asian Banker sebagai salah satu penyedia banking intelligence terkemuka sejak 1996, yang telah melakukan penilaian secara regular atas pencapaian bank sentral dan regulator jasa keuangan di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.*