Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Ekspor Tokek Kering Jadi Ide Bisnis yang Menguntungkan Selama Pandemi

Admin

| 3 Desember 2020

| 16:39 WIB

EKBISBANTEN.COM – Di tengah kesulitan ekonomi imbas pandemi, aktivitas jual-beli tokek kering seperti di Surabaya tidak terganggu. Namun, seiring moncernya bisnis ini, populasi tokek mulai terancam.

[adrotate group="5"]

Di situs resminya, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya mengumumkan telah melakukan sertifikasi 2,9 ton tokek kering yang akan dikirim ke Tiongkok, 25 November kemarin.

Pemeriksaan fisik dan dokumen oleh BBKP Surabaya di Tanjung Perak bermaksud menjamin produk ekspor tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan Sertifikat Sanitasi Produk Hewan sebelum dikirim. Sesuai namanya, tokek kering ekspor dipaketin dalam keadaan kering, badan terentang, dan ditusuk kayu macam sate, lalu dimasukkan ke kotak-kotak besar.

Kepala BBKP Surabaya Musyaffak Fauzi menyampaikan selama Januari-November 2020, pihaknya sudah sepuluh kali mengekspor tokek kering ke Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong. Di website-nya, BBKP Surabaya mengklaim total ekspor bihu, sebutan lain bahasa Mandarin buat tokek, mencapai 3,913 ton dari Jawa Timur.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan, bihu kering tersebut dokumennya lengkap dan memenuhi syarat sehingga Sertifikat Sanitasi Produk Hewan [KH 12] dapat diterbitkan. Selain itu, berdasarkan data Otomasi Karantina Pertanian, bihu kering yang diekspor sepanjang Januari-November mencapai 3.913 ton dari beberapa perusahaan di Jawa Timur,” ujar Musyaffak dilansir Antaranews. 

Sayangnya, angka ekspor tokek versi pemerintah pusat tidak bisa ditemukan di pangkalan data Kementan.
Tiongkok jadi penerima utama suplai tokek kering Indonesia sebab hewan ini dipercaya dapat mengobati masuk angin, asma, penyakit kulit, bahkan tumor dan kanker. Pada 2009, perburuan tokek meningkat seiring rumor yang menyebut tokek bisa menyembuhkan HIV.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Scroll to Top