Senin, 9 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Ekonom Sebut Bank Banten Berpotensi Dapat Suntikan Dana Segar Rp27,5 Triliun

Ismatullah

| Kamis, 25 April 2024

| 20:04 WIB

Pengamat Ekonomi Banten Hadi Sutjipto. (Foto: Ismatullah/Ekbisbanten.com)

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Pengamat Ekonomi Banten Hadi Hadi Sutjipto mengatakan, Bank Banten berpotensi mendapatkan suntikan dana segar hingga Rp27,5 triliun apabila delapan kabupaten kota secara kompak memindahkan
rekening umum kas daerah (RKUD).

Demikian terungkap pada acara Diskusi Kamisan yang digelar Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Banten, di Plaza Aspirasi KP3B, Kota Serang, Kamis (25/4/2024).

“APBD kalau masuk ke Bank Banten tentu akan mendapat nilai yang besar. Saya cek realisasi (Pemprov Banten) Desember (2023) Rp11 triliun. Totalnya hampir Rp27,5 triliun kalau delapan kabupaten kota dan provinsi,” kata Hadi Sutjipto.

BACA JUGA: Pengamat Nilai Pemindahan RKUD Upaya Membesarkan dan Menjadikan Bank Banten Sebagai Bank Kebanggaan

Diketahui, potensi besar pemindahan RKUD kabupatan dan kota se-Banten itu setelah adanya perintah Mendagri tentang pemindahan rekening umum kas daerah (RKUD) delapan kabupaten kota ke Bank Banten.

Surat Mendagri Tito Karnavian dengan Nomor 900.1.1U.2/1T56/SJ yang ditandatangi 17 April 2024, bersifat segera.

Dengan terbitnya surat edaran Mendagri itu, delapan kabupaten kota di Banten harus segera memindahkan RKUD ke Bank Banten.

BACA: Saham Bank Banten Anjlok, Akademisi Sebut Investor Panic Selling

Ia menyebutkan, kekuatan modal Bank Banten diniali akan kuat apabila delapan kabupaten kota di Banten kompak memindahkan RKUD.

“Kalau ada suntikan ada penguatan dari sisi pendanaan, ini akan mempengaruhi biaya dana. Kepentingan pembangunan dengan kabupaten kota pasti saling membutuhkan,” ucap Akademisi Untirta ini.

Namun sejauh ini, masih terdapat pelerjaan rumah bagi Bank Banten. Mengingat mengaca pada bank daerah lain, memiliki keunikan dengan karakteristik daerah yang tidak dimiliki bank umum.

Ditambah lagi, Hadi melihat masih tinggi kepentingan politis secara kelembagaan di Bank Banten.

“Satu kelemahan secara kelembagaan dipengaruhi kepentingan politis. Jadi antara kepala daerah beda partai bisa menghambat,” terangnya.

Sehingga, jabatan kepala daerah yang diisi Penjabat (Pj) bisa menjadi momentum percepatan perpindahan RKUD ke Bank Banten.

Di sisi lain, Bank Banten harus diperkuat dengan orientasi bisnis terhadap pangsa pasar. Sehingga tidak bergantung pada kredit ASN.

“Kecepatan waktu pemerintah terjadi kekosongan kekuasaan harus jadi momentum. Jadi harus bisa meyakinkan, orientasi atau warna arahnya harus dijelaskan Bank Banten target pangsa pasar. Harus ada segmentasi bank banten ke masyarakat umum,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Sekjen Apdesi Banten Rafik Rahmat Taufik menambahkan, desa memiliki potensi anggaran untuk dijadikan modal di Bank Banten.

Tinggal Bank Banten yang harus memiliki kemampuan ekspansi yang didukung dengan insfratuktur.

“Desa juga punya potensi anggaran. Jumlah desa ada 1.238, kalau dipukul rata satu desa memiliki Rp1 miliar. Ada Rp1,2 triliun memiliki potensi dikelola Bank Banten,” tambahnya.

Selain itu, dari setiap desa ada enam pegawai yang bisa melakukan kredit konsumtif.

Menurutnya, penekanan dari Mendagri luar biasa dalam mendukung perkembangan Bank Banten.

“Tapi mampu gak bank banten memberikan fasilitas dengan bank sebelumnya,” paparnya.

Ia menilai harus ada pembenahan di internal Bank Banten. Sebab mengaca pada proses perkembangannya, terdapat beberapa kasus korupsi, sehingga menghambat kemajuan.

“Di internal bank banten harus ada pembenahan. Ada Rp27,5 triliun dari 8 daerh ditambah desa, ada Rp30 triliun. Nah ini harus ada pelayanan lebih dari bank sebelumnya. Jangan sampai pindah ke Bank Banten tapi pelayanan belum maksimal,” tutupnya.***

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top