“Dengan asumsi vaksin dapat membuka lagi aktivitas masyarakat, return reksadana saham tahun depan bisa mencapai 10 persen,” kata Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana dilansir Investor Daily, akhir pekan lalu.
Namun tahun ini, reksadana pendapatan tetap dan pasar uang yang diprediksi masih membukukan kinerja paling positif. Wawan menyebutkan, return reksadana pendapatan tetap dan pasar uang masing-masing diperkirakan mencapai 4-4,5 persen dan 7-8 persen di 2020.
Sedangkan untuk reksadana saham, Wawan menilai, bisa mencapai angka positif tahun ini. Namun, demonstrasi menentang Undang-Undang Cipta Kerja dan kericuhannya bisa menekan return reksadana saham menjadi negatif.
“Return negatif reksadana saham ini terlihat dari penurunan kinerja IHSG. Sebagai informasi, IHSG selama September 2020 menurun 7 persen. Kami masih menunggu laporan keuangan kuartal III 2020 untuk merevisi target,” kata dia.
Senada, Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Edward Lubis, mengatakan pelaku industri memperkirakan perbaikan return reksadana saham tahun depan. Namun, tahun ini hingga awal tahun depan, investasi reksadana masih akan terfokus pada instrumen yang defensif seperti reksadana pendapatan tetap, reksadana terproteksi, dan reksadana pasar uang.