Direktur PIWKU Banten Laura Irawati mengungkapkan, saat ini ratusan pelaku UMKM yang masuk kedalam PIWKU mengalami keterpurukan. Hal itu lantaran omset yang didapat oleh para pelaku UMKM dalam setiap bulannya terus mengalami penurunan.
Kondisi tersebut, lanjut Laura, disebabkan adanya kebijakan PPKM. Dalam situasi tersebut, masyarakat saat ini lebih mengedepankan kebutuhan primer dari pada kebutuhan sekunder dan tersier. Sehingga para konsemen mereka banyak yang tidak membeli produknya. “Dari 400 UMKM yang aktif PIWKU hampir semuanya mengeluh,” kata Laura saat ditemui di ruang kerjanya, Cilegon, Selasa (3/8).
“Yang terpukul itu di sektor bukan primer alias sekunder. Itu yang paling terdampak. Tersier dan sekunder banyak yang ditinggalkan oleh para konsemen karena konsumen di era pandemi banyak yang lebih mengedepankan kebutuhan primer,” lanjutnya.
Untuk membantu para pelaku UMKM. Maka, pihaknya saat ini telah menyiapkan dan menjalankan program. Program tersebut yakni melakukan pendampingan dan penyuluhan kepada pelaku UMKM untuk melakukan lompat dan berbuat yang inovatif.
Selain itu, dirinya juga mengajarkan para pelaku UMKM agar bisa bertransaksi secara online. Karena, sampai saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum melek digitalisasi.
“Kita ajarkan cara bertransaksi online, cara menggunakan medsos untuk pemasarannya, melakukan pendamping selama 6 bulan dan masih banyak lagi,” ungkapnya.
Ia berharap, pendamping dan pelatihan yang ia berikan bisa bermanfaat bagi pelaku UMKM. Karena bagaimana pun saat ini para UMKM harus inovatif dan paham digital marketing untuk bisa keluar dari keterpurukan ini.
“Semoga pelatihan dan pendamping ini bisa bermanfaat, karena bagi saya pelaku UMKM harus berevolusi, cara pemasarannya harus menyesuaikan dengan kemajuan zaman,” harapnya. (Ocit)
]]>