Jumat, 22 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Dampak El Nino, 949 Hektar Sawah di Banten Alami Kekeringan

Budiman

| Kamis, 10 Agustus 2023

| 19:00 WIB

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid usai diskusi di Sekretariat Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Kamis (10/8/2023). Foto: Budiman/Ekbisbanten.com

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mencatat, terdapat 949 hektare tanaman padi di sekitar Banten yang mengalami kekeringan. Kondisi itu terjadi akibat dampak fenomena El Nino yang terjadi di Provinsi Banten.

Untuk diketahui, El Nino merupakan fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

Kepala Distan Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan data pada tanggal 9 Agustus 2023, terdapat 949 hektare lahan tanaman padi di Provinsi Banten mengalami kekeringan. Terdapat beberapa tingkatan dalam kekeringan seperti ringan sedang dan berat. Kata Agus 920 hektare mengalami kekeringan ringan, 23 hektare kekeringan sedang dan 6 hektare kekeringan berat.

“Kekeringan tanaman padi terjadi merata di seluruh wilayah Provinsi Banten, namun yang paling banyak terjadi di Kabupaten Pandeglang dan Lebak,” kata Agus usai diskusi di Sekretariat Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Kamis (10/8/2023).

Agus memaparkan, kondisi kekeringan yang terjadi begitu cepat dalam kurun waktu tiga hari sebelumnya. Tercatat pada 7 Agustus, jumlah tanaman padi yang mengalami kekeringan mencapai 639 hektare, lalu pada hari berikutnya 8 Agustus, terjadi peningkatan sebesar 794 hektare.

“Maknanya selama 3 hari ada peningkatan jumlah serangan yang terkena, dan ini dipastikan terjadi pada kelompok tani yang menanam justru yang masuk pada periode akhir Juli, sehingga tanaman mereka pada umur sekitar 1 bulan,” ujarnya.

Adapun untuk mengatasi permasalahan itu, Agus mengaku sudah melakukan langkah-langkah pencegahan dan membantu para petani yang terkena dampak.

“Upaya Distan, kami sudah mengajukan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk tambahan anggaran. Meningkatkan tambahan untuk pengadaan sumur pantek juga pompa air. Bahkan kami juga akan mengadakan pengadaan drone untuk penyemprotan hama penyakit yang ada di beberapa wilayah,” ujarnya.

“Sudah kami katakan pada petani untuk masuk pada Asuransi Usahatani Padi (AUTP) itu, satu hektar uang premi Rp36 ribu, Kalau mereka gagal panen hasil verifikasi oleh Jasindo untuk klaim asuransi 1 hektar Rp6 juta rupiah. Ini adalah upaya yang kami lakukan,” tandasnya.

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top