CILEGON, EKBISBANTEN.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan dikarenakan cuaca tak menentu dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BPBD Kota Cilegon Suhendi mengatakan, pada bulan Juli ini biasanya memasuki musim kemarau. Namun akhir-akhir ini curah hujan justru meningkat disertai angin kencang. Hal itu membuat sejumlah wilayah di Kota Cilegon rentan terkena bencana alam.
“Kami mengimbau agar warga Kota Cilegon meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati. Terutama waspada terhadap bencana pohon tumbang akibat angin kencang, kemudian banjir dan jalan licin karena memang hujan bisa terjadi terus menerus,” kata Suhendi, Kota Cilegon, Minggu 7 Juli 2024.
BACA : Siaga Bencana, BPBD Banten Terjunkan Personil di Tempat Wisata saat Nataru
Menurut Suhendi, dalam beberapa hari terakhir, BPBD Kota Cilegon mencatat sejumlah kejadian pohon tumbang antara lain di Jalan Lingkar Selatan KM 02; pohon tumbang di Lingkungan Kopo Tanjak dan Kopo Kidul, Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan; pohon tumbang di Jalan Bhayangkara 16 Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Purwakarta; pohon tumbang di depan SDN II Cilegon, Kecamatan Jombang; serta genangan air di Lingkungan Ramanuju, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil.
“Kami juga mendapat informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) berkaitan dengan kondisi cuaca akhir-akhir ini. Intinya kita semua diminta meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca,” terang Suhendi.
Untuk mengantisipasi gangguan cuaca buruk, lanjut Suhendi, pihaknya menyiapkan sejumlah personel yang berjaga selama 24 jam apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh masyarakat Kota Cilegon.
BACA : Kondisi Hujan dan Banjir, Penerbangan Lion Air dan Batik Air Domestik Berjalan Tertib
“Silahkan laporkan bila mengalami gangguan akibat bencana. Kami ada sekitar 10 personel yang siaga tiap regunya, termasuk kasi (kepala seksi) dan kabid (kepala bidang), serta bagian gudang logistik kaitan dengan kesediaan alkon (mesin sedot air), perahu, tenda dan lain-lain. Sejauh ini kami langsung respons bila ada laporan,” katanya.
Sementara itu, BMKG dalam rilisnya menyebut, puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di Juli dan Agustus 2024. Namun demikian, hujan masih sering terjadi di banyak wilayah di Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memperkirakan dalam sepekan ke depan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional global yang cukup signifikan.
“Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” katanya.