Senin, 16 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Citra Gemoy Prabowo Jadi Daya Tarik Bagi Milenial dan Gen Z 

Budiman

| Senin, 27 November 2023

| 15:25 WIB

Flyer versi Gemoy Capres Prabowo-Gibran. Foto: Tangkapan Layar akun x Fahrihamzah

JAKARTA, EKBISBANTEN.COM – Citra ‘Gemoy’ pada sosok calon presiden (capres) nomor urut dua Prabowo Subianto, menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan milenial dan Gen Z. 

Kata gemoy sendiri merupakan bahasa kekinian untuk menggantikan kata ‘gemas’ pada objek yang dinilai menggemaskan. 

Istilah Gemoy sendiri disematkan kepada Prabowo oleh netizen Indonesia saat melihatnya berjoget ala penari, hingga kemudian gaya joget Prabowo disebut sebagai ‘joget gemoy’. 

Terlebih, istilah Gemoy lahir secara alami dari kalangan para pemilih muda kepada Prabowo yang memiliki tempat tersendiri di hati kaum milenial dan Gen Z. 

Hal itu diungkapkan oleh Analis politik dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Toto Izul Fatah. 

Menurutnya, generasi muda tertarik dengan gaya kepemimpinan Ketua Umum Partai Gerindra itu yang dianggap memiliki jiwa pemaaf dan menjadi sosok yang merangkul semua kalangan.

Bahkan, sikap tidak pendendam kepada orang-orang yang mengkhianatinya menunjukkan rasa ketulusannya. 

“Prabowo tampak lebih tulus berjuang. Dia tidak pernah menyerang,” kata Toto dalam keterangan resminya, dikutip Senin (27/11/2023). 

BACA: Gaya Santun dan Gemoy Prabowo-Gibran Bikin Anak Muda “Enjoyable” dalam Berpolitik

Ketulusan Prabowo, kata Toto, terlihat dari berbagai serangan negatif hingga dirinya difitnah oleh lawan politiknya tidak membuat Prabowo marah atau melawan. Hal ini membuat kecintaan kelompok milenial dan Gen Z terus meningkat kepadanya. 

“Saat diserang, dia (Prabowo-red) lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah,” ucapnya.

Lebih jauh, Direktur eksekutif Citra Komunikasi LSI itu, sikap Prabowo yang terus tenang dan tidak membalas fitnah orang ini mengindikasikan dirinya sedang menerapkan jurus komunikasi profetik. 

“Dari sisi ini, saya melihat Prabowo itu sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik,” jelasnya.

Dijelaskan Toto, sifat tidak pendendam dan ‘joget gemoy’ ini memunculkan pesan bahwa Prabowo tidak mempedulikan berbagai serangan negatif, baik hinaan, cacian, maupun fitnah. Hingga spirit nilai-nilai nabi sedang dipraktikkan oleh Prabowo Subianto.

“Ini kan, jelas pesan moral para nabi kepada umatnya agar kita selalu sabar, kuat, dan tahan menghadapi berbagai bentuk serangan seperti tadi, termasuk dalam konteks pertarungan politik,” jelas Toto.

Toto juga menilai, Prabowo lebih memilih berjoget gemoy dalam menyikapi serangan-serangan pada dirinya. Hal itu menandakan kecerdasan Prabowo dalam menanggapi serangan.

Terbukti, tagar ‘gemoy’ berkali-kali menjadi trending di media sosial sehingga melambungkan popularitas Prabowo. 

“Efek positifnya sangat potensial punya tempat di segmen anak muda, khususnya anak muda berkategori gen Z yang jumlahnya makin besar,” ujarnya.

Peneliti senior di LSI Denny JA itu juga merujuk pada hasil survei lembaganya. Menurut Toto, saat ini publik memiliki pandangan yang berbeda tentang Prabowo dibandingkan pada Pilpres 2019.

Saat ini Prabowo dianggap sebagai sosok yang lebih suka bercanda, humanis, tidak emosional, dan tidak gampang terpancing.

“Seperti yang terpotret di survei LSI Denny JA, secara karakter personal, Prabowo hari ini dipersepsi sebagai figur strong leader,” tutup Toto. 

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top