Kegiatan simulasi itu diikuti oleh 75 karyawan dan 150 masyarakat diawali dengan terjadinya Gempa Bumi sebesar 8.7 Skala Richter yang dirasakan di pesisir pantai Ciwandan yang menyebabkan berpotensi terjadinya tsunami.
Kemudian dilanjutkan dengan dibunyikannya sirine bencana alam dari masing-masing perusahaan sehingga masyarakat dan karyawan dapat melakukan evakuasi menuju titik evakuasi yang telah ditentukan.
Walikota Cilegon Helldy Agustian mengatakan, kegiatan simulasi itu sebagai bentuk upaya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara mengantisipasi dan meminimalisir korban ketika terjadi bencana.
“Simulasi ini sebagai upaya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengantisipasi dan meminimalisir korban jika nanti terjadi bencana di Kota Cilegon khususnya di wilayah yang terdapat industri,” katanya kepada wartawan.
Lebih lanjut, Helldy menyampaikan jika simulasi ini dijadikan sebagai langkah nyata dan serius dari industri dalam menghadapai bencana.
“Adanya simulasi ini sebagai langkah yang nyata dan sangat serius dari seluruh industri yang ada di Ciwandan dalam menghadapi bencana, sehingga ketika hal yang tidak diinginkan itu terjadi kita semua tidak panik dan mampu melakukan hal-hal penting yang diperlukan” ujarnya.
Diketahui, ada tiga jenis bencana yang dapat terjadi di Kota Cilegon. Bencana tersebut di antaranya bencana alam, bencana industri dan bencana alam yang mengakibatkan bencana industri.
Sebagai informasi, kegiatan Tsunami Drill tersebut dihadiri oleh Wali Kota Cilegon Helldy Agustian, Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta, Asisten Daerah I, II dan III Kota Cilegon, Unsur Forkopimda Kota Cilegon, Kalak BPBD Kota Cilegon, Perwakilan Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Perwakilan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).***
]]>