Lebih lanjut Danu menceritakan, dengan tingginya permintaan olahan seafood di Kota Serang, kedainya mampu mengabiskan 150 kilogram (Kg) per hari. Mulai dari, udang, cumi, kepiting, kerang dara, kerang ijo, hingga kerang bambu dan jenis seafood lainnya.

“Dulu pas awal buka itu kita cuma sediain lima Kg kerang, tapi sekarang sehari kita harus sediakan sampai 150 Kg kerang,” kata Danu.
BACA JUGA : Mengenal Daru Harti, Business Manager Mitsubishi Serang: Disiplin dan Tekun Kunci Kesuksesan Setiap Orang
Danu menambahkan, tak hanya mengandalkan olahan seafood yang segar, kesuksesannya merintis usaha Kerang Kiloan Bunderan karena menawarkan olahan seafood yang tidak diberikan kedai atau restoran lainnya. Mulai dari rasa hotel bintang lima harga pedagang kaki lima, sensasi makan kuliner seafood hingga varian olahan seafood yang lebih bervaritif.
“Biasanya kan seafood itu cuma ada ikan, cumi, dan udang. Nah saya mencoba cari yang berbeda, disini kita lebih utamanya kerang, karena kerang kan ada beberapa varian macam kerang, mulai dari kerang dara, kerang ijo, kerang bambu dan lainnya,” kata Danu.
Meski bisnis olahan seafoodnya sempat berjaya Danu mengaku, pandemi Covid-19 turut memukul pendapatan usahanya. Tak tanggung-tanggung, akibat virus yang sudah menghantui lebih dari satu tahun tersebut omsetnya anjlok hingga 60 persen.
BACA JUGA : Tiga Prinsip Hidup Bos Apotek Gama Banten Billy M Martono, Cengli, Cincai, dan Cuan
“Dulu sebelum pandemi masyarakat Kota Serang sangat antusias sekali (makan seafood) dan kita bisa dapat laba bersih hingga Rp100 juta perbulan. Tapi akibat pandemi itu menurun, paling kita dapet bersihnya dari 5 outlet Rp50 sampai Rp60 jutaan perbulan,” pungkasnya.
Penulis : Yohana
Editor : Ismatullah