Jumat, 22 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Cegah Stunting, Puskesmas Citangkil Gelar Pembinaan STBM

Mohamad Yusuf Fadilah

| Jumat, 6 September 2024

| 10:32 WIB

Puskesmas Citangkil Gelar Pembinaan STBM. (Foto: pemkotcilegon)

CILEGON, EKBISBANTEN.COM – Untuk mencegah stunting, Puskesmas Citangkil melakukan pembinaan dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Acara ini berlangsung di Posyandu Raflesia, Citangkil yang melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Kamis 5 September 2024. 

“Dengan adanya kegiatan pembinaan STBM ini, masyarakat terutama orang tua, dapat lebih memahami pentingnya pola asuh dan pemberian asupan gizi yang tepat bagi anak-anak stunting. Harapannya, anak-anak stunting dapat tumbuh sehat dan berkembang sesuai standar kesehatan anak-anak lainnya,” Kata Lurah Citangkil M. Ali Wahdi, Kota Cilegon. 

Menurut Ali, kegiatan ini untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang memadai. Pada kesempatan ini, para orang tua diberikan informasi mengenai pola makan yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak stunting, agar pertumbuhan mereka menjadi lebih baik. 

BACA : Cegah Stunting dengan Olahan Kelor, Kader Posyandu Cilegon Wakili Banten di Kancah Nasional

Sementara itu, Kepala Puskesmas Citangkil Isnayati menekankan bahwa STBM merupakan lima pilar di bidang kesehatan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang steril, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan sampah. 

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan angka kesehatan masyarakat dan menurunkan prevalensi stunting di Kota Cilegon. Dengan menjaga kesehatan lingkungan, diharapkan dampaknya menurunkan angka stunting dan peningkatan kesehatan masyarakat,” ujar Isnayanti. 

Menurutnya, di Kecamatan Citangkil, terdapat sekitar 60 kasus stunting yang tersebar di Kelurahan Kebon Sari, Taman Baru, dan Citangkil. Sedangkan upaya untuk mengatasi stunting, kata Isnayati, memerlukan pendekatan multi-faktor. 

“Intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil sangat penting, namun intervensi sensitif seperti perbaikan lingkungan dan pengurangan kemiskinan juga memiliki dampak besar. Kami berharap semua pihak, termasuk pemerintah, puskesmas, dan masyarakat, perlu bekerja sama dalam menangani masalah ini,” tegasnya.

Editor :Ismatullah

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top