EKBISBANTEN.COM – Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Banten Tahun 2022 meningkat cukup signifikan, dengan total investasi mencapai Rp80,22 triliun.
Realisasi tersebut naik 38,41% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan realisasi tahun 2021 yang hanya mencapai sebesar Rp57,96 triliun sekaligus menjadi rekor tertinggi baru. Tingginya modal yang tertanam ini berdampak pada penyerapan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 54.266 orang.
Capaian Banten ini menempati posisi keenam di Indonesia sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi Tahun 2022. Dalam periode Januari–Desember 2022, perusahaan PMA telah berinvestasi senilai Rp48,94 triliun, dengan jumlah proyek 4.364, berkontribusi sebesar 61,01% dari total investasi yang masuk ke Banten, sedangkan perusahaan PMDN berkontribusi sebesar 38,99%, dengan nilai investasi Rp31,28 triliun, dengan proyek sebanyak 11.622.
Sebaran Investasi & Bidang Usaha Dominan
Dari total investasi yang masuk ke Provinsi Banten pada Tahun 2022 tersebut, Kota Cilegon menduduki peringkat pertama dalam realisasi investasi, yaitu sebesar Rp32,95 triliun, disusul Kabupaten Tangerang, sebesar Rp18,94 triliun, Kota Tangerang sebesar Rp13,05 triliun, Kabupaten Serang sebesar Rp6,71 triliun, Kabupaten Lebak sebesar Rp4,16 triliun, Kota Tangerang Selatan sebesar Rp3,53 triliun, Kabupaten Pandeglang sebesar Rp545 miliar, dan Kota Serang sebesar Rp313 miliar.
Berdasarkan bidang usahanya, realisasi Investasi Kimia dan Farmasi adalah bidang usaha yang paling mendominasi yakni mencapai Rp21,65 triliun, bidang usaha Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran menduduki peringkat kedua, dengan nilai investasi Rp13,77 triliun, bidang usaha Listrik, Gas dan Air senilai Rp10,69 triliun, Industri Makanan senilai Rp5,95 triliun dan bidang usaha Jasa lainnya terealisasi sebesar Rp5,46 triliun.
Sedangkan sebaran investasi (PMA) berdasarkan asal negara, tercatat 5 negara yang paling tinggi investasinya di Banten, yaitu kesatu adalah Malaysia berinvestasi sebesar Rp17,31 triliun, kedua Korea Selatan sebesar Rp10,87 triliun, ketiga Singapura Rp8,38 triliun, selanjutnya Jepang Rp4,05 triliun dan Hongkong, RRT berinvestasi sebesar Rp1,76 tiliun.
Menurut Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar, realisasi investasi di Banten Tahun 2022 merupakan nilai capaian tertinggi selama ini dan melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Banten maupun target Nasional untuk Banten. “Di mana dalam RPJMD untuk tahun 2022 target Investasi sebesar Rp53,9 triliun, dan target nasional sebesar Rp71,95 triliun,” katanya.
Daya Saing Daerah
Menariknya Banten sebagai daerah yang menjadi tujuan utama bagi para investor, dijelaskan Al Muktabar adalah karena Banten didukung oleh ketersedian infrastruktur yang memadai dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Ketersediaan ruas jalan provinsi dalam kondisi mantap, menghubungkan kawasan/zona industri yang ada, dan ruas jalan tol menuju oulet-outlet pasar dalam dan luar negeri, termasuk yang sedang berjalan diantaranya pembangunan jalan tol Serang–Panimbang (Serpan) dan Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja), reaktifasi dan pembangunan double track beberapa jalur Kereta menuju pusat bisnis dan perekonomian nasional Jakarta dan ke Merak yang menjadi pintu logistik menuju pulau Sumatera.
Tersedianya pasokan energi listrik dari beberapa pembangkit listrik, pasokan sumber air baku bagi industri dari bendungan seperti Bendungan Karian dan Sindangheula, serta ketersediaan jaringan telekomunikasi yang prima, baik telepone maupun internet yang menjamin kelancaran aktifitas usaha.
Yang tak kalah penting lagi bahwa di provinsi Banten, beberapa kawasan Industri maupun wilayah pertumbuhan ekonomi lainnya didukung oleh tersedianya fasilitas pelabuhan yang berada di Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Tangerang.
Saat ini ada 2 Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo (BUMN) dan puluhan pelabuhan/Jeti yang dibangun oleh investor eksisting untuk keperluan kemudahan bagi keluar masuknya barang modal maupun hasil produksi.
Dari aspek perijinan provinsi Banten telah menerapkan Perijinan secara Online yaitu melalui sistem Online Single Submission (OSS) dan Sistem pelayanan Perijinan Elektronik Terbuka (SIPEKA). Perijinan merupakan instrumen Investasi, layanan perijinan yang baik memberikan dampak yang baik terhadap iklim investasi pada suatu daerah.
Intinya secara keseluruhan Keterserdiaan fasilitas infrastruktur serta perbaikan pada sistem layanan perijinan di Provinsi Banten tentunya sangat strategis dalam memperkuat daya saing daerah.
Kiat-kiat Menghadapi Persaingan & Tantangan
Disamping faktor-faktor pendukung, baik geografis, Sumber Daya Alam dan infrastruktur, Virgojanti selaku Kepala DPMPTSP Provinsi Banten, mengungkapkan juga beberapa langkah spesifik dalam mempertahankan Banten sebagai tempat berinvestasi yang menarik.
Koordinasi antar instansi provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota, instansi vertikal, aparat keamanan dan hukum serta para pemangku kepentingan terkait penanaman modal dan terutama dengan masyarakat disekitar kegiatan investasi perlu dilakukan secara terus menerus dalam upaya menjaga iklim investasi dan kemudahan berusaha.
Secara internal, selalu ditekankan peningkatan pelayanan perijinan yang memudahkan bagi pemohon dan lakukan upaya untuk menghindari penyimpangan yang justru akan memberi kesulitan bagi investor.
Untuk Mengembangkan penanaman modal yang potensial dan memberikan peluang keuntungan kepada pelaku usaha, DPMPTSP Provinsi Banten tengah menyusun dan menawarkan proyek-proyek investasi yang siap ditawarkan melalui kegiatan-kegiatan promosi secara langsung kepada calon investor maupun dengan menyampaikan informasi melalui media-media informasi yang menjadi referensi bagi pelaku usaha.
“Ke depan, kita harapkan setiap kabupaten/kota sudah fokus dalam pengembangan investasi didaerahnya. Kita akan dorong investasi yang akan ditarik sesuai potensi dan karakteristik daerah serta diselaraskan dengan penataan ruangnya,” tambah Virgojanti.
Seperti di Kabupaten Pandeglang, sebagaimana potensi yang ada, lanjutnya, kita berupaya menarik investor di bidang usaha agroindustri, pengolahan sektor perikanan, perkebunan, peternakan dan pariwisata.
Untuk Kabupaten Lebak, setelah ditetapkannya warisan Geologi Geopark Bayah Dome yang kemudian menjadi Geopark Nasional, serta dikembangkannya Kawasan Industri Hijau Cileles, investor yang akan kita carikan adalah investor yang khususnya bergerak pada bidang usaha pariwisata, perkebunan dan peternakan, pengolahan hasil laut dan budidaya, pembangunan sumber energi baru terbarukan serta industriindustri yang berwawasan lingkungan lainnya.
Untuk Kota Cilegon dan Kabupaten Serang yang menjadi kluster industri kimia dan logam dasar dan wilayah utara Banten, pengembangan investasi juga harus mulai mempertimbangkan daya tampung wilayah terutama bagi industri-industri berat.
Sektor properti, industri makanan dan minuman, pembangunan industri pariwisata buatan dan kesehatan serta jasa lainnya adalah jenis investasi yang akan kita dorong.
Harapan perekonomian Banten maju melalui dorongan kegiatan investasi akan mengahadapi banyak tantangan. Ia juga menuturkan, target investasi nasional di banten tahun 2023 sebesar Rp82 triliun adalah keniscayaan untuk digapai tanpa kerja keras dari seluruh pihak.
Untuk itu diharapkan kerjasama yang lebih intens lagi dan dilakukan langkah-langkah yang lebih strategis, terutama dalam rangka mengkorelasikan tingginya investasi yang masuk dengan upaya menangulangi pengangguran.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia angkatan kerja menyongsong peluang kerja dari kegiatan investasi di Banten menjadi prioritas. Pendidikan vokasional dan pendirian sekolah-sekolah kejuruan yang sesuai kebutuhan kerja sudah harus segera dilaksanakan.
Hilirisasi sumber daya alam dan industri di Banten merupakan salah satu jalan yang akan ditempuh dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditi hasil alam dan membentuk supply chain industri hulu dengan industri-industri turunannya.
Hilirisasi industri ini juga akan mendorong pelaku usaha Menengah, kecil dan mikro untuk maju dan naik kelas. Pemerintah Provinsi Banten, kedepan akan lebih aktif memfasilitasi dan mengkoneksikan para pelaku usaha tersebut dalam program kemitraan.
Di tahun 2022, realisasi investasi usaha mikro kecil di Banten mencapai Rp. 20,3 triliun, menempati ranking 5 terbesar setelah Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta dan Jawa Tengah. (Adv)