EKBISBANTEN.COM – Fenomena El Nino yang berdampak pada kekeringan belakangan ini ramai menjadi perbincangan publik.
Menanggapi fenomena tersebut, Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang, Tatang Rusmana angkat bicara.
Menurutnya, El Nino terjadi karena arah angin menuju Samudera Pasifik bagian timur sehingga berdampak pada penguapan air laut yang rendah.
“Kondisi atau suhu air laut menjadi cenderung lebih dingin. Jadi, penguapannya berkurang, sehingga potensi terbentuknya awan-awan hujan menjadi rendah di wilayah Indonesia, dan terjadinya fenomena El Nino,” katanya.
Ia menyebut meski pada kondisi kemarau, hujan di beberapa wilayah disebut masih tetap turun. Akan tetapi, jumlahnya atau curah hujannya tidak terlalu tinggi, bahkan cenderung rendah.
“Potensi curah hujan masih ada, tapi sangat rendah. Per dasariannya kisaran dari nol sampai 50 mililiter, itu sangat rendah,” ungkapnya.
Lebih jauh, Tatang menjelaskan, dampak dari fenomena El Nino di Provinsi Banten. Di mana akan berdampak pada kondisi kelembapan udara yang rendah dan mengakibatkan kekeringan.
“Sehingga, dapat dipastikan potensi kekeringan, dan ini harus menjadi perhatian juga dari masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air,” tandasnya.***