Unsera Gelar Wisuda Berbasis AI, Panggilan Nama Otomatis Lewat Barcode

- Rabu, 23 Juli 2025

| 14:38 WIB

Wisuda Unsera
Wisudawan Unsera. (FOTO: ESIH/EKBISBANTEN.COM).

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Universitas Serang Raya (Unsera) menggelar prosesi Wisuda XVII Gelombang III Tahun 2025 di Gedung Rachmatoellah Convention Hall (RCH) pada Rabu (23/7), dengan sentuhan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Sebanyak 228 lulusan dari jenjang Sarjana dan Ahli Madya diwisuda dalam acara yang untuk pertama kalinya menerapkan sistem AI. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah proses pemanggilan nama wisudawan secara otomatis.

Alih-alih memanggil nama secara manual, panitia memanfaatkan pemindai barcode yang terhubung dengan sistem AI. Begitu barcode discan, nama dan foto wisudawan langsung muncul di layar. Inovasi ini dikonfirmasi langsung oleh Rektor Unsera, Assoc. Prof. Dr. H. Abdul Malik.

“Alhamdulillah, pada wisuda kali ini kami mulai menggunakan teknologi AI untuk mendukung kelancaran acara. Begitu barcode discan, sistem secara otomatis menampilkan nama dan foto wisudawan,” ujarnya.

Abdul Malik menilai pemanfaatan AI adalah bagian dari adaptasi terhadap perkembangan zaman. Ia mendorong agar masyarakat tidak menjauhi AI, melainkan menjadikannya alat bantu yang mempercepat dan mempermudah pekerjaan.

“AI itu sudah nyata, jadi kenapa harus dijauhi? Justru harus kita manfaatkan sebagai tools untuk meningkatkan kualitas hidup. Jangan takut dengan AI,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya kesiapan dalam menghadapi perkembangan digital. “Bisa saja nanti wartawan tidak lagi bertanya langsung, tapi digantikan AI. Tapi pasti masih ada sisi human-nya. Yang penting adalah bagaimana kita siap beradaptasi,” tambahnya.

Ketua Yayasan Pendidikan Informatika, H. Mulya R. Rachmatoellah berfoto bersama dengan Rektor dan Wakil Rektor Unsera. (FOTO: ESIH/EKBISBANTEN.COM).

Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Pendidikan Informatika, H. Mulya R. Rachmatoellah, Lc., M.Hum. Menurutnya, AI adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari, meskipun tetap memiliki keterbatasan.

“AI itu tidak bisa menciptakan hal baru. Hanya manusia yang bisa. Tapi AI bisa menghimpun data dan menyusun informasi secara cepat dan sistematis. Itu yang kita manfaatkan,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa manusia tetap harus menjadi aktor utama di balik penggunaan teknologi.

“AI hanya alat. Jangan khawatir. Kita masih punya peran penting. Dulu pernah ada demonstrasi anak muda yang menolak robotisasi pabrik. Tapi seharusnya kita tidak takut, karena tetap ada peran yang tidak tergantikan,” tuturnya.

Lebih jauh, H. Mulya juga mendorong dosen dan sivitas akademika untuk terus menghasilkan riset yang memiliki social impact (dampak sosial), sejalan dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Penelitian tidak hanya soal angka, tapi juga dampak. Apapun bidang keilmuannya, harus bisa memberi manfaat sosial,” ujarnya.

“Intinya, seluruh civitas akademika Unsera harus bekerja lebih baik, sepenuh hati, dan memiliki social impact. Semua ini berpijak pada nilai transendensi yang diwujudkan dalam praktik memanusiakan manusia,” pungkas H. Mulya.***

Editor: Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top