SERANG, EKBISBANTEN.COM – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal (Kanwil Ditjen) Imigrasi Banten menggelar gerakan tanam jagung bersama di Agro Wisata Ikhlas Tani Sejahtera, Perumnas Ciracas, Kota Serang, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program transformasi desa binaan imigrasi yang bertujuan mendukung swasembada pangan sekaligus mencegah tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan tindak pidana penyelundupan manusia (TPPM).
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dr. Ir. Agus M. Tauchid, mengatakan kegiatan tersebut menjadi bentuk konkret kolaborasi antara pemerintah daerah dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Pemprov Banten bersama sejumlah instansi terus berupaya memanfaatkan lahan produktif untuk mendukung ketahanan pangan. Meski berstatus ibu kota provinsi, struktur ekonomi Kota Serang masih kuat di sektor pertanian,” ujarnya.
Agus menuturkan, kebutuhan jagung nasional sangat besar, terutama untuk bahan baku pakan.
“Kebutuhan jagung mencapai 4.000 ton per hari atau sekitar 1,5 juta ton per tahun. Produksi Banten baru menyumbang 5,4 persen. Karena itu, kami apresiasi langkah Imigrasi Banten yang berkolaborasi dengan Pemkot Serang dalam mendukung peningkatan produksi,” jelasnya.
Ia menambahkan, tahun depan Pemprov Banten akan menganggarkan perluasan lahan jagung minimal 1.000 hektar, serta mendorong kontribusi industri melalui program tanggung jawab sosial (CSR) agar tidak bergantung pada APBD maupun APBN. “Gerakan hari ini menjadi pemicu agar ke depan bisa menjadi percontohan,” ujarnya.
Kepala Kanwil Ditjen Imigrasi Banten, Felucia Sengky Ratna, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi gagasan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk memperluas peran imigrasi dalam pembangunan nasional.
“Selama ini imigrasi dikenal sebatas kantor penerbit paspor. Kami ingin mengubah paradigma itu. Kami hadir lebih dekat dengan masyarakat dan berkontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi desa,” katanya.
Felucia menjelaskan, program ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia dalam penguatan ketahanan pangan.
“Pulau Nusakambangan, yang dulu dikenal sebagai pulau penjara, kini telah menjadi lahan produktif pertanian, peternakan, hingga perikanan. Dari inspirasi itu, kami ingin imigrasi juga berperan dalam pemberdayaan ekonomi desa,” terangnya.
Menurutnya, jika perekonomian desa meningkat, masyarakat tidak lagi tergiur bekerja ke luar negeri secara ilegal, sehingga potensi TPPO dan TPPM dapat ditekan. “Kalau ekonomi desa sejahtera, maka niat masyarakat untuk menjadi PMI nonprosedural bisa berkurang,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan bahwa Imigrasi Banten membuka peluang kerja sama dengan investor dan perusahaan asing di wilayah Banten untuk mendukung pembiayaan dan pengembangan program ini secara berkelanjutan. “Harapan kami, program ini tidak berhenti di Banten, tapi bisa menjadi gerakan nasional,” paparnya.
Asisten Daerah II Kota Serang, Yudi Suryadi, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Serang menyiapkan benih, pupuk, dan pestisida melalui APBD Perubahan 2025 untuk mendukung program tanam jagung di lahan seluas 32 hektar6 peningkatan kesejahteraan petani, dan terbentuknya lumbung pangan berkelanjutan di daerah kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, Dinas Pertanian Provinsi Banten juga memberikan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) untuk lahan 33 hektar di Kecamatan Walantaka yang saat ini sudah ditanami.
“Sinergi antara pemerintah provinsi, kota, dan masyarakat harus terus dijaga agar program ini berjalan berkesinambungan,” paparnya.
Yudi juga menuturkan bahwa meski alokasi dana dari pusat mengalami penyesuaian, Pemkot Serang akan terus mengupayakan berbagai langkah kolaboratif, termasuk rencana kerja sama antar daerah untuk menjaga stabilitas harga pangan dan biaya transportasi.
Ia menyebut, kondisi ekonomi Kota Serang saat ini cukup stabil dengan inflasi sekitar 2,6 persen, masih dalam batas wajar. Pertumbuhan ekonomi pun mencapai 5,83 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
“Ke depan, kami akan memperkuat kerja sama lintas daerah, seperti dengan Karawang, Subang, dan Sumedang, agar rantai pasok pangan lebih efisien,” pungkasnya.***






