Dengan potensi yang akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya digitalisasi tersebut, BEI Banten mengajak warga Banten untuk ikut berinvestasi di pasar saham.
Kepala BEI Banten Fadly Fatah mengatakan, digitalisasi menjadi faktor meningkatnya jumlah investor, tercatat dalam setahun jumlah investor di Banten bertambah sebanyak 62.624 orang.
“Dominasi para investor berada di Kota Serang sebanyak 150 ribu, Pandeglang 3 ribu dan Lebak 4 ribu investor. Kami terus melakukan edukasi dan literasi saham melalui galeri saham yang tersebar di beberapa lokasi di Banten,” kata Fadly dalam agenda Workshop Wartawan bertajuk (Pentingnya Literasi dan Inklusi di Pasar Modal) melalui aplikasi zoom, Rabu (29/9).
Kendati mengalami lonjakan jumlah investor kata Fadly, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga di Asia dalam literasi pasar modal. Semisal negara Thailand sudah mencapai angka Rp42 triliun transaksi saham hariannya dan Singapura sebesar Rp15 triliun.
“Indonesia masih punya potensi kedepan, karena kita baru 1 persen orang saja yang melek tentang literasi pasar modal atau sebanyak 2,8 juta orang saja dari seluruh masyarakat Indonesia,” imbuh Fadly.
Lebih lanjut, ia mengatakan banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan apabila jumlah investor di suatu negara bertambah, diantaranya penciptaan lapangan pekerjaan, sarana investasi jangka panjang serta peningkatan perekonomian negara.
“Tapi, jangan salah pilih investasi, yang jelas bukan investasi bodong dan itu ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang diawasi oleh otoritas jasa keuangan (OJK),” tutup Fadly.
Dalam agenda tersebut, BEI Banten juga menggandeng salah satu sekuritas ternama yakni Indopremier Sekuritas (IPOT), guna menjelaskan cara membeli saham secara digital. (Raden)
]]>