SERANG, EKBISBANTEN.COM – Komando Resor Militer (Korem) 064/Maulana Yusuf menggelar kegiatan Pembinaan Komunikasi Sosial (Komsos) untuk mencegah dan menangkal paham radikalisme serta separatisme di wilayah Banten. Kegiatan ini berlangsung di Aula Panjang Makorem 064/MY, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan bertema “Pembinaan komunikasi sosial yang adaptif dan sinergis dalam upaya cegah tangkal radikalisme/separatisme guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa” tersebut diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai universitas di Banten, karang taruna, serta insan media.
Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Korem 064/MY Letkol Kav Muslim Rahim Tompo mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan teritorial TNI Angkatan Darat untuk memperkuat sinergi dengan seluruh elemen masyarakat.
“Kita semua memiliki tugas dan peran masing-masing. Melalui kegiatan Komsos ini, kita dapat saling berbagi informasi dan memperkuat kerja sama dalam menjaga keutuhan bangsa,” ujarnya.
Menurut Letkol Kav Muslim, TNI AD memiliki tanggung jawab besar dalam pembinaan teritorial sebagai strategi menghadapi ancaman radikalisme dan separatisme.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yang menegaskan tugas pokok TNI, yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
“Ancaman radikalisme dan separatisme, termasuk terorisme, merupakan bentuk ancaman nirmiliter yang bersifat multidimensional. Paham ini dapat merusak ideologi Pancasila dan mengancam keutuhan NKRI,” katanya.
Ia menambahkan, strategi pertahanan yang diterapkan TNI adalah pertahanan semesta (Sishanta) yang menempatkan TNI, khususnya TNI AD melalui pembinaan teritorial (Binter), di garis terdepan dalam membangun kekuatan pertahanan rakyat semesta.
Letkol Kav Muslim menjelaskan, Binter merupakan upaya terencana, terarah, dan berkesinambungan yang dilaksanakan TNI AD untuk membangun serta memelihara ruang, alat, dan kondisi juang yang tangguh di wilayah NKRI.
Adapun objek Binter meliputi:
- Geografi, yakni pemanfaatan tata ruang dan sumber daya alam untuk kepentingan pertahanan.
- Demografi, yaitu pembinaan dan pendayagunaan potensi sumber daya manusia menjadi komponen cadangan (Komcad) dan komponen pendukung (Komduk).
- Kondisi sosial, mencakup pembinaan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya (ipoleksosbud) guna mewujudkan kemanunggalan TNI dan rakyat. “Radikalisme dan separatisme biasanya tumbuh di wilayah yang rapuh dalam aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Karena itu, pembinaan teritorial diarahkan untuk pencegahan melalui Komsos, Bakti TNI, dan pembinaan wilayah,” terangnya.
Dirinya juga menyoroti tantangan di lapangan, seperti keterbatasan jumlah personel Bintara Pembina Desa (Babinsa). Idealnya, satu desa memiliki satu Babinsa, namun dalam praktiknya satu Babinsa kerap membina dua hingga tiga desa.
“Di era digital, penyebaran paham radikal bisa terjadi sangat cepat melalui dunia maya. Ini menjadi tantangan tersendiri yang harus kita hadapi bersama,” paparnya.
Melalui pembinaan komunikasi sosial, lanjutnya, TNI AD berupaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan secara masif dan memperkuat kemanunggalan TNI-rakyat sebagai benteng utama dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Keberhasilan pembinaan teritorial menjadi kunci dalam menjaga stabilitas keamanan nasional dan mempertahankan keutuhan NKRI dari segala bentuk ancaman,” tukasnya.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa Universitas Faletehan, Muhammad Fajar Arifin, menilai kegiatan ini sangat bermanfaat dan inspiratif.
“Mungkin ke depan bisa dilaksanakan dalam skala yang lebih kecil, misalnya oleh Babinsa atau Koramil, supaya teman-teman di daerah bisa lebih termotivasi dan terdidik tentang cinta Tanah Air,” ungkapnya.
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Supiat, juga menyampaikan hal serupa.
“Kegiatannya seru dan membuka wawasan kami tentang bahaya radikalisme serta pentingnya komunikasi sosial. Perlu ada komunikasi yang baik antar komponen masyarakat agar mereka yang terpapar paham radikal bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar,” pungkasnya.***






