SERANG, EKBISBANTEN.COM — Buku Taktik dan Intrik Pilkada resmi diluncurkan di Aula Universitas Bina Bangsa (Uniba) Kota Serang, Rabu (28/5/2025). Buku ini diharapkan menjadi rujukan bagi pelaksanaan politik yang profesional di Indonesia.
Buku yang ditulis oleh Dede Qodrat Alwajir bersama tim dari Spektrum Data Indonesia tersebut berisi refleksi pengalaman mereka dalam mendampingi berbagai proses pemilihan kepala daerah di sejumlah daerah.
Peluncuran buku turut diisi dengan kegiatan bedah buku yang menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Uniba Nurma Kurnia Fajarwati, Founder Spektrum Data Indonesia Fitron Nur Ikhsan, serta Anggota KPU Provinsi Banten Munawar.
Dalam sambutannya, Nurma mengapresiasi terbitnya buku tersebut. Ia menilai, kegiatan peluncuran dan diskusi buku menjadi wadah intelektual yang penting bagi sivitas akademika.
“Buku ini bukan sekadar kumpulan kertas, tetapi merupakan cerminan semangat dan refleksi perjuangan untuk perubahan,” ujar Nurma.
Ia berharap, melalui diskusi ini, mahasiswa dapat memperluas wawasan dan mempertajam cara berpikir. “Ruang ini penting untuk menumbuhkan nalar kritis mahasiswa,” katanya.
Sementara itu, Fitron Nur Ikhsan menekankan pentingnya buku sebagai sumber literasi ilmiah di tengah derasnya arus informasi di media sosial.
“Semua orang bisa menulis di internet, tapi tidak semua bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Buku tetap relevan karena melewati proses panjang yang dapat diuji kebenarannya,” jelasnya.
Fitron juga menjelaskan bahwa buku ini merupakan hasil pengalaman tim Spektrum Data Indonesia selama mendampingi proses Pilkada di berbagai daerah.
“Kami ingin Pilkada dimenangkan oleh mereka yang menjunjung nilai-nilai profesionalisme. Buku ini jadi bagian dari upaya itu,” tambahnya.
Direktur Spektrum Data Indonesia, Dede Qodrat Alwajir, menyampaikan bahwa Pilkada bukan sekadar agenda lima tahunan, melainkan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan demokrasi masyarakat.
“Pilkada adalah momen yang sangat manusiawi. Kami menyaksikan langsung bagaimana para calon pemimpin menghadapi keraguan, ketakutan, bahkan kesedihan,” katanya.
Dede berharap, buku ini dapat menginspirasi lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang benar-benar membawa perubahan.
“Bukan pemimpin yang sekadar menjual jargon perubahan demi kekuasaan, tetapi yang sungguh-sungguh menginginkan perubahan,” pungkasnya.*