Mendagri Tito dan Gubernur Banten Tinjau Harga Pangan di Pasar Induk Rau

- Rabu, 20 Agustus 2025

| 15:22 WIB

Mendagri dan Gubernur Banten
(FOTO: BIRO ADPIM).

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersama Gubernur Banten Andra Soni meninjau langsung harga kebutuhan pokok di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Rabu (20/8/2025).

Kunjungan ini bertujuan memastikan stabilitas harga pangan sekaligus mengecek distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog.

Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten selalu mendukung upaya pengendalian inflasi melalui pengawasan harga bahan pokok di pasar tradisional.

“Pemprov Banten melalui BUMD siap bersinergi dengan Bulog untuk memastikan distribusi beras SPHP berjalan lancar di seluruh wilayah Banten. Distribusi harus tepat sasaran agar masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” katanya.

Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian menjelaskan Pasar Induk Rau dipilih karena menjadi salah satu pasar rakyat terbesar di Kota Serang sehingga dianggap barometer harga pangan.

“Dari rapat rutin setiap Senin, kita melihat komoditas yang sering naik adalah bawang merah, cabai merah, beras, tomat, daging ayam, telur, dan minyak goreng,” ujarnya.

Ia menyebut harga beberapa komoditas kini cenderung stabil. Bawang merah berada di kisaran Rp30.000–Rp35.000 per kilogram, turun dari sebelumnya yang sempat Rp70.000. Harga cabai juga turun menjadi rata-rata Rp35.000 per kilogram dari sebelumnya Rp100.000.

Harga beras pun terjaga berkat intervensi SPHP dari Bulog dengan harga Rp12.000 per kilogram atau Rp60.000 per kemasan 5 kilogram.

“Intervensi ini berhasil menjaga harga beras di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Kami berterima kasih kepada Badan Pangan Nasional dan Bulog,” kata Tito.

Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap ketersediaan beras nasional. Saat ini cadangan beras mencapai lebih dari 4 juta ton, dengan 1,3 juta ton dialokasikan untuk intervensi pasar hingga Desember 2025.

“Presiden mewanti-wanti agar harga tetap menguntungkan petani, tapi juga tidak memberatkan masyarakat. Jangan ada permainan curang seperti penimbunan atau pengoplosan beras,” tegas Tito.

Direktur Utama Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menambahkan pihaknya menyalurkan beras SPHP melalui tujuh jalur distribusi, mulai dari pedagang pasar, koperasi desa, instansi pemerintah termasuk TNI-Polri, hingga ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret.

“Total stok dari Bapanas sebanyak 1,3 juta ton, dan hingga hari ini sudah tersalur sekitar 45 ribu ton. Per hari kita distribusikan rata-rata 6–7 ribu ton. Stok masih sangat aman,” terangnya.

Bulog juga memastikan kualitas beras tetap terjaga melalui proses fumigasi dan perawatan gudang secara rutin. Penjualan dipantau dengan aplikasi berbasis KTP agar lebih terkontrol.

Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan harga di tingkat produsen maupun konsumen.

“Presiden tidak ingin harga gabah di bawah Rp6.500 per kilogram. Itu harga dasar yang wajib dipatuhi penggilingan padi. Sementara untuk konsumen, harga beras tidak boleh melebihi HET,” kata Arief.

Arief juga mengingatkan penggilingan padi agar tidak melakukan penyalahgunaan label. “Kalau beras medium jangan ditulis premium. Semua harus sesuai agar distribusi berjalan baik dan masyarakat terlindungi,” pungkasnya.*

Editor: Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Scroll to Top