LEBAK, EKBISBANTEN.COM – Koordinator Daerah Banten Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (BEM PTMAI) Zona 3 periode 2023–2024 menyoroti kondisi jalan rusak yang menghubungkan Kecamatan Gunung Kencana hingga Malingping, Kabupaten Lebak, Banten.
Koordinator Daerah BEM PTMAI Zona 3, Aditia Faizul Adha, menilai kerusakan jalan tersebut telah menghambat mobilitas warga serta berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat setempat. “Jalan yang seharusnya menjadi penghubung antarwilayah kini justru menjadi hambatan bagi masyarakat,” ujar Aditia dalam keterangannya, Selasa (10/6/2025).
Menurut Aditia, kerusakan jalan juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. Ia menyebut, tidak sedikit kecelakaan terjadi akibat kondisi jalan yang berlubang dan tidak rata. “Banyak kecelakaan lalu lintas terjadi karena jalan yang rusak parah. Ini jelas merugikan masyarakat,” ujarnya.
Aditia pun mendesak Pemerintah Kabupaten Lebak agar segera mengambil langkah konkret dalam memperbaiki infrastruktur jalan di wilayah tersebut. “Kami berharap pemerintah daerah dapat segera merealisasikan perbaikan jalan yang telah lama ditunggu oleh masyarakat. Infrastruktur yang layak adalah hak setiap warga negara,” tegasnya.
Sebagai bentuk kepedulian, BEM PTMAI Zona 3 berencana menggelar aksi damai untuk menarik perhatian pemerintah terhadap persoalan ini. Aditia berharap aksi tersebut dapat menjadi jembatan kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah.
Senada dengan itu, Presiden Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) periode 2023–2024, Gymnastiar Hamdani, juga menyampaikan kritik terhadap infrastruktur jalan di Lebak saat melakukan kunjungan ke kawasan wisata di daerah tersebut.
“Potensi wisata di Kabupaten Lebak sangat besar, tetapi tidak akan berkembang jika akses jalannya rusak dan memprihatinkan. Pemerintah harus serius membenahi infrastruktur agar sektor pariwisata bisa maju dan berdampak pada perekonomian masyarakat,” katanya.
Pantauan di lapangan menunjukkan, kondisi jalan rusak juga terjadi di Kampung Citeruep, Desa Rahong. Jalan di wilayah ini masih berupa batuan kerikil yang tidak rata, dipenuhi lubang besar, dan menjadi licin saat hujan.
“Kalau hujan becek sekali, susah dilewati. Sudah sering kami keluhkan, tapi belum juga diperbaiki,” ujar seorang warga setempat.
Warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah agar jalan yang rusak segera diperbaiki demi kelancaran aktivitas dan keselamatan bersama.*