EKBISBANTEN.COM – Melimpahnya limbah pisang yang tak terangkut ke pasar, dimanfaatkan masyarakat Kampung Sukamulya, Kabupaten Pandeglang sebagai pakan ayam.
Kini, limbah tersebut disulap menjadi pupuk organik cair yang mampu mendatangkan keuntungan.
Tim KKN-PPM UGM Desa Tanjungjaya Tahun 2021 melalui salah satu program yang diusung Dwiki Izzah Fathony membagikan cara pembuatan pupuk organik cair dengan metode ember tumpuk kepada masyarakat Kampung Sukamulya.
Metode ember tumpuk dilakukan dengan menggabungkan dua buah ember secara
bertingkat sebagai berikut:
- Ember atas dilubangi sebanyak mungkin pada bagian bawahnya. Kemudian pada sisi samping ember dilubangi sebanyak empat buah.
- Lubang tersebut berfungsi sebagai pengatur sirkulasi dan tempat masuknya lalat. Ember bawah diberi kran untuk mempermudah dalam memanen lindi.
- Tutup ember bawah dipotong dan disisakan bagian tepi atau pinggir yang digunakan sebagai penyangga ember atas.
- Pada dua minggu pertama sampah yang dimasukkan haruslah sampah buah. Baru setelah itu dapat ditambahkan sampah rumah tangga seperti nasi basi dan sisa potongan sayuran.
- Ember tumpuk tersebut harus diletakkan pada cahaya matahari langsung guna
mempercepat pembusukan. - Selanjutnya, lindi atau hasil pupuk setengah jadi dibiarkan pada ember bawah dan ditunggu kurang lebih satu bulan. Kemudian, proses berlanjut ke pematangan pupuk. Proses tersebut dilakukan dengan menjemur pupuk selama kurang lebih satu minggu. Pupuk yang telah jadi dapat dipakai dengan cara mengencerkan menjadi 5 persen.
Sekitar tiga sendok makan pupuk organik cair ditambahkan 1 liter air. Dalam pembuatan pupuk organik cair menggunakan metode ember tumpuk ini pun tidak memerlukan tambahan aktivator.
Dan disini tidak ada formula apapun yang dicampurkan. Benar-benar alami. Metode ini sangat mudah diaplikasikan dengan memanfaatkan barang bekas di rumah.
Selain itu, metode ember tumpuk tidak memerlukan modal yang besar. Hasil yang didapatkan bukan hanya pupuk organik cair, tetapi juga magot yang mengandung protein dan lemak sehingga sangat baik dipakai sebagai pakan ikan dan ayam.
Magot dapat diberikan langsung atau ditepungkan terlebih dahulu. Kompos yang dihasilkan dapat ditiriskan dan diayak untuk dipakai langsung.
Kompos dapat juga dipakai sebagai sumber mikroba perombak untuk pengomposan bahan yang lain seperti kotoran kandang ternak atau dedaunan.
Pupuk organik cair ini memiliki kelebihan yaitu tidak adanya batas kadaluarsa,
sehingga dapat dimanfaatkan pada musim berikutnya.
Selain itu, apabila hasil cukup
melimpah, pupuk ini dapat dijual dengan kisaran harga Rp 30-60 ribu per 1,5 liter. Keadaan seperti ini tentu dapat membuka peluang bisnis baru dan mendatangkan tambahan pendapatan bagi masyarakat Kampung Sukamulya.






