Jelang 17 Agustus, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon Tanggapi Ramainya Penggunaan Bendera One Piece

- Jumat, 1 Agustus 2025

| 17:17 WIB

Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon
Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni. (FOTO: IST).

CILEGON, EKBISBANTEN.COM – Menjelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, masyarakat dihebohkan dengan maraknya penggunaan bendera bajak laut dari serial anime One Piece yang dipasang di sejumlah lingkungan.

Fenomena ini memicu beragam reaksi, dari yang mendukung sebagai bentuk ekspresi kreatif, hingga yang khawatir akan lunturnya semangat nasionalisme.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni, mengimbau publik agar menyikapi fenomena ini secara jernih dan proporsional.

“Budaya populer seperti anime dan manga sudah menjadi bagian dari ruang ekspresi masa kini. Simbol seperti bendera One Piece bukan bentuk perlawanan terhadap negara, tapi representasi dari nilai kebebasan, persahabatan, dan keberanian yang mereka kagumi,” kata Ayatullah dalam keterangannya, Kamis (1/8/2025).

Menurutnya, kemunculan simbol budaya pop menjelang Hari Kemerdekaan bukan berarti menolak identitas nasional. Justru, hal ini bisa menjadi refleksi bahwa cara penyampaian nilai-nilai kebangsaan perlu diperbarui agar lebih relevan dengan kehidupan masyarakat, khususnya generasi muda.

“Mungkin bukan masyarakat yang salah memilih simbol. Mungkin kita yang belum cukup menghadirkan makna Merah Putih dengan cara yang menyentuh kehidupan mereka sehari-hari,” ujarnya.

Dewan Kebudayaan Kota Cilegon menilai fenomena ini sebagai momentum untuk memperkuat pendekatan kebudayaan yang lebih kreatif dan menyeluruh.

“Nasionalisme tidak harus dibangun lewat cara kaku atau seremonial semata. Ia bisa tumbuh dari ruang-ruang yang dekat dengan minat dan gaya hidup generasi muda,” jelasnya.

Ayatullah juga menegaskan bahwa mencintai budaya populer bukanlah sesuatu yang salah, bahkan bisa menjadi jembatan untuk berdialog lintas budaya.

“Yang penting adalah memastikan nilai-nilai nasional hadir juga di sana, agar Merah Putih tetap hidup bukan hanya di tiang bendera, tapi juga di hati masyarakat,” tambahnya.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari institusi pendidikan, komunitas, hingga media, untuk bersama-sama membangun ekosistem kebudayaan yang adaptif, inspiratif, dan tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan.*

Editor: Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top