SERANG, EKBISBANTEN.COM – Peringatan haul ke-55 Bung Karno digelar dengan doa lintas agama dan dialog kebangsaan di Padepokan Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, pada Sabtu malam (28/6/2025).
Acara ini dipimpin langsung oleh Abah Elang Mangkubumi, pimpinan Majelis Dzikir Bumi Alit Padjadjaran, dan diikuti ratusan warga dari berbagai kalangan. Hadir pula tokoh partai politik, tokoh agama, budayawan, santri, pemuda, hingga mahasiswa.
Sejumlah tokoh lintas agama turut hadir, di antaranya KH Hasan Basri (Islam), Suhu Joni Tan (Buddha), Pdt. Yosef (Kristen), serta budayawan Ni Made Sri Yogi Lestari dari Bali dan Tosriyadi Jamal dari Sumatera Barat.
Sementara tokoh politik yang hadir antara lain Ketua DPD PDIP Banten Ade Sumardi, Sekretaris DPD PDIP Asep Rahmatullah, dan anggota DPRD Banten Madsuri.
Abah Elang mengatakan, haul Bung Karno tahun ini dikemas dalam bentuk istigasah dan dialog kebangsaan untuk mengingatkan kembali pentingnya menyelesaikan persoalan bangsa seperti kemiskinan, pengangguran, dan degradasi moral.
“Kalau semua hal itu ingin diselesaikan, maka kembali kepada prinsip-prinsip yang telah dibangun Bung Karno. Prinsip itu yang memerdekakan bangsa ini,” kata Abah Elang kepada wartawan.
Menurutnya, doa lintas agama menjadi simbol nyata dari semangat kebhinekaan yang selama ini dijaga oleh Bung Karno.
“Dialog kebangsaan ini juga untuk menegaskan bahwa Bung Karno bukan hanya milik satu partai politik, tapi milik seluruh rakyat Indonesia,” ujar Abah Elang.
Dalam sesi dialog, budayawan asal Bali Ni Made Sri Yogi Lestari mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menilai Bung Karno telah meletakkan dasar-dasar luhur dalam membangun Indonesia.
“Nama beliau harum. Bung Karno telah menanggung getir perjuangan demi bangsa ini. Jangan sampai persatuan rakyat luntur setelah kita merdeka,” ungkapnya.
Menanggapi kontroversi terkait tuduhan keterlibatan Bung Karno dengan PKI, Ni Made menegaskan bahwa hal itu sudah terbantahkan.
“Pencabutan Tap MPRS Nomor 33 Tahun 1967 adalah bukti bahwa Bung Karno bersih dari tuduhan tersebut. Beliau adalah bapak bangsa,” tegasnya.
Senada, Ketua DPD PDIP Banten Ade Sumardi mengatakan bahwa pencabutan Tap MPRS tersebut merupakan pelurusan sejarah penting.
“Tuduhan itu sangat menyakitkan, bukan hanya bagi keluarga Bung Karno, tapi juga bagi seluruh anak bangsa. Jangan sampai ada lagi tokoh berjasa yang difitnah tanpa dasar,” kata Ade.*