SERANG, EKBISBANTEN.COM – Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang meluncurkan program pencegahan stunting.
Program ini mencakup edukasi mengenai peruntukan kental manis serta gerakan orang tua asuh bagi anak-anak yang terindikasi stunting.
Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Erna Yulia Sofihara, menjelaskan bahwa program tersebut merupakan hasil kolaborasi Muslimat NU dengan PT Paragon Wardah Kosmetik dan Yayasan Abipraya Insan Cendekia.
“Kegiatan ini memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kental manis bukan susu dan tidak diperuntukkan bagi balita,” kata Erna usai acara di Pondok Pesantren Bai Mahdi, Pabuaran, Kabupaten Serang, pada Sabtu (13/9/2025).
Agenda yang digelar di Kabupaten Serang ini diisi dengan pengukuhan kader orang tua asuh anak stunting serta talkshow edukasi gizi.
“Selain itu, kami juga menghadirkan program Ibu Asuh, di mana satu ibu mendampingi satu anak stunting dengan memberikan asupan bergizi setiap hari, seperti telur atau ikan,” ujarnya.
Erna menambahkan, Muslimat NU juga melakukan kunjungan ke pesantren dan rumah-rumah warga yang anaknya terindikasi stunting serta mengalami gizi buruk. Dalam kegiatan tersebut, Bupati Serang turut mendampingi kader Muslimat NU dalam aksi lapangan.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Rahmat Fitriadi, menegaskan pentingnya edukasi masyarakat terkait penggunaan kental manis.
Menurut dia, produk yang sebelumnya dikenal sebagai susu kental manis kini secara resmi disebut hanya “kental manis” karena tidak memenuhi kategori susu.
“Komposisi kental manis sekitar 40 persen adalah gula, sehingga tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan gizi anak di bawah tiga tahun. Anak usia 1.000 hari pertama kehidupan membutuhkan protein, bukan gula berlebih. Jika kental manis diberikan terus-menerus, pertumbuhan anak bisa terganggu karena kebutuhan proteinnya tidak tercukupi,” ujar Rahmat.
Ia menekankan, kental manis sebaiknya hanya digunakan sebagai pelengkap makanan atau minuman, bukan sebagai pengganti susu atau sumber gizi utama anak.
Program edukasi dan pendampingan anak stunting ini akan terus berlanjut di Kabupaten Serang dengan sistem pemantauan berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga pusat.***