Bupati Serang Turun Tangan: Sungai Cikubang Dibersihkan, Ancaman Banjir Ditepis

- Selasa, 9 Desember 2025

| 12:30 WIB

Pemkab Serang menerjunkan alat berat saat melakukan aksi bersih-bersih Sungai Cikubang, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang. (Foto: Diskominfosatik Kabupaten Serang)

SERANG – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, ketika curah hujan kerap sulit ditebak, Pemerintah Kabupaten Serang bergerak cepat. Sungai Cikubang yang selama ini dikenal sebagai salah satu titik rawan banjir di Kecamatan Pulo Ampel menjadi pusat perhatian. Pada 2 Desember 2025, atas instruksi langsung Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bersama berbagai unsur bergerak melakukan aksi bersih-bersih besar-besaran.

Di bawah komando Asisten Daerah II Bidang Pembangunan, Febrianto, puluhan petugas dan relawan turun sejak pagi. Mini beko meraung, mengangkat tumpukan sampah yang menutup alur sungai. Di tepian, para pegawai dan warga mengaduk sungai dengan alat manual yang sebelumnya dibagikan dalam apel singkat.

“Kegiatan hari ini adalah perintah Ibu Bupati untuk mengantisipasi cuaca ekstrem jelang Nataru,” kata Febrianto yang juga Plt Kepala DPUPR Serang disela bersih-bersih didampingi Sekretaris DPUPR, Tony Kristiawan dan Kabid Sumber Daya Air (SDA), Nurlailah.

“Setiap tahun, Sungai Cikubang meluap karena alirannya tersumbat sampah. Kini kita bersihkan bersama,” sambung Febrianto.

Sungai yang mestinya menjadi nadi aktivitas nelayan dan masyarakat sekitar itu selama bertahun-tahun mengalami penyempitan akibat sedimentasi dan sampah rumah tangga. Tak heran, hujan lebat sering berubah menjadi banjir.

Aksi bersih-bersih ini melibatkan kekuatan besar: BBWSC3, DLH, Bapperida, Dinas Perikanan, Muspika, perusahaan sekitar, relawan, hingga nelayan. Sebuah kolaborasi yang jarang terjadi dan menjadi bukti bahwa soal lingkungan tak bisa dikerjakan satu pihak saja.

Febrianto menegaskan, pekerjaan kali ini bukan sekadar “angkat sampah”. Langkah tersebut merupakan langkah pemulihan fungsi sungai. “Sungai harus kembali menjadi tempat hidup bukan sumber persoalan. Kita ingin nelayan terbantu, lingkungan terjaga, dan banjir berkurang,” terangnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak kembali membuang sampah ke sungai. DLH dan DPUPR, katanya, telah menyiapkan arm roll untuk penampungan sampah sementara. “Kami upayakan komunikasi dengan Camat Pulo Ampel untuk memastikan pengelolaan sampah lebih tertib,” katanya.

Aksi itu mungkin tak menyelesaikan seluruh persoalan lingkungan, tetapi menjadi sinyal kuat: Pemkab Serang sedang membangun budaya baru bahwa sungai bukan tempat sampah, melainkan bagian dari kehidupan yang harus dirawat. (ADV)

Editor: Esih Yuliasari

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top