Rabu, 5 Februari 2025
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Banten Masih Resesi, Ekonomi Tahun 2020 Anjlok 3,38 Persen

| Jumat, 5 Februari 2021

| 15:19 WIB

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan produk domestik bruto (PDB) Provinsi Banten pada tahun 2020 minus 3,38 persen year on year (yoy) atau jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

[adrotate group="5"]

Melihat data tersebut, perekonomian Banten berada dalam fase resesi. Adapun secara kuartal, ekonomi Banten triwulan IV-2020 dibanding triwulan IV-2019 anjlok 3,92 persen (yoy).

Namun jika dilihat pada triwulan IV-2020 dibanding triwulan III-2020 pertumbuhan ekenomomi tersebut membaik sebesar 3,0 persen.

Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, pertumbuhan ekonomi saat ini merupakan penurunan terparah sejak tahun 2011. Artinya selama tahun 2020 Provinsi Banten mengalami resesi ekonomi.

“Hal ini ditandai dengan penurunan grafik pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2020 karena dampak Covid-19 yang mulai terasa pada bulan Maret 2020,” kata Adhi dikutip daei chanel youtube BPS Provinsi Banten, Jumat (5/1).

Kendati demikian kata Adhi, pertumbuhan ekonomi Banten lebih baik dari pertumbuhan ekonomj nasional, yang tumbuh sebesar 1,42 persen.

“Faktor utamanya yaitu ditopang dari sektor pertanian dan industri, karena di Banten skala industrinya luas jadi tumbuh lebih tinggi, sementara sektor pertanian di ekonomi nasional masih cukup besar dominasinya,” lanjut Adhi.

Masih kata Adhi, faktor yang mendorong pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 17,61 persen.

“Peningkatan realisasi belanja daerah di akhir tahun mendorong sektor pemerintah tumbuh lebih tinggi,” papar Adhi.

Adhi juga menambahkan Perekonomian Banten Tahun 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestk Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 626,44 Triliun dan PDRB Perkapita mencapai Rp 47,6 Juta atau 3.270,13 Dolar AS.

“pertumbuhan tertinggi juga terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 14,87 persen,” pungkas Adhi. (Raden/ismet)

]]>

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top