SERANG, EKBISBANTEN.COM – Provinsi Banten menempati urutan pertama tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2023 yakni sebsar 7,97 persen disusul peringkat kedua yakni Provinsi Jawa Barat sebesar 7,89 persen.
Pengamat ekonomi Banten Hady Sutjipto mengatakan, Provinsi Banten menjadi kawasan yang diminati oleh pendatang untuk mencari kerja, begitupun dengan Provinsi Jawa Barat.
“Lining sektor ekonomi Banten itu kan perdagangan, industri, konstruksi, oleh sebab itu banyak yang datang ke Banten untuk mencari pekerjaan,” kata Hady saat dihubungi oleh Ekbisbanten.com, Jumat (12/5/2023).
Menurut Hady, Provinsi Banten juga tidak bisa menutup kesempatan kerja bagi daerah lain, karena akan berdampak pada tingkat investasi di Banten.
“Artinya kita tidak melarang mereka ke Banten. Secara kompetisi kerja sah-sah saja, hal ini berkaitan dengan kesiapan orang Banten sendiri siap atau tidak diserap oleh dunia kerja,” imbuhnya.
Menanggapi soal data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait angka pengangguran juga, Hady menilai masih perlu adanya data terhadap responden, apakah mereka yang menganggur merupakan pendatang atau warga Banten.
“Belum ada survei secara spesifik yang menyatakan pendatang atau orang dari daerah tersebut yang mendominasi pengangguran,” imbuhnya.
Kemudian, dari data BPS juga angka pengangguran di Banten terus mengalami penuruan dari tahun ke tahun, tercatat pada Februari 2021 angka pengangguran di Banten sebesar 9,01 persen, kemudian Februari 2022 turun jadi 8,53 persen, dan pada Februari 2023 sebesar 7,97 persen.
“Keliahatan sebetulnya, kecendrungan pengangguran terus menurun, hanya bicara ranking kejar-kejaran dengan Jawa Barat yang merupakan daerah tujuan orang mencari kerja,” jelas Hady.
Oleh sebab itu, kata Hady, perlu adanya kesiapan dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja di Banten supaya masyarakat Banten mampu diserap oleh dunia kerja.
“Kemudian ada omnibus law yang memberikan kesempatan luas bagi investor untuk berinvestasi, disisi lain tidak sebanding juga dengan jumlah tenaga kerja yang diserap, belum lagi soal mafia tenaga kerja juga yang masih tinggi di Banten,” pungkas Hady.