Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, penurunan ini disebabkan karena pada bulan Maret lalu Banten sedang mengalami panen raya. Sehingga pasokan pertanian cukup banyak.
“Hal ini bisa dilihat dari angka penurunan di tanaman pangan yang turun paling tinggi sebesar 1,94 persen. Sementara itu tanaman holtikultura naik 0,43 persen tanaman perkebunan rakyat turun 0,66 persen peternakan naik 0,41 persen dan perikanan naik 0,42 persen,” papar Adhi dalam siaran rilis resmi berita statistik melalui chanel youtube BPS Banten, Kamis (1/4).
Lebih lanjut, Adhi menjelaskan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga mengalami penurunan sebesar 1,12 persen, angka ini diartikan ketika petani membeli pupuk, bibit, peptisida dan lain sebagainya dibandingkan dengan besaran pendapatan yang diperoleh petani.
“Hal serupa juga terjadi pada tanaman pangan yang mengalami penurunan paling tinggi sebesar 1,89 persen, karena mayoritas masyarakat di Banten banyak bekerjanya di sektor pertanian tanaman pangan,” jelas Adhi.
Kendati demikian Provinsi Banten menempati urutan pertama dengan NTP paling tinggi dibandingkan provinsi lain se pulau Jawa.