Ahmad Wayang Terbitkan Buku Kuliner Khas Banten, Angkat Sejarah Makanan Tradisional

- Senin, 24 November 2025

| 17:19 WIB

Ahmad Wayang
(FOTO: IST).

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Penulis asal Kabupaten Serang, Ahmad Wayang, menerbitkan buku bertajuk Makanan Tradisional dari Tanah Sultan Banten yang mengangkat ragam kuliner khas Banten lengkap dengan sejarah dan filosofi di baliknya.

Buku tersebut terbit pada Agustus 2025 dan dicetak secara terbatas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serang sebanyak 97 eksemplar.

Wayang mengungkapkan, penulisan buku bermula saat dirinya dihubungi pihak dinas untuk menggarap naskah tersebut. “Buku ini pesanan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serang,” ujarnya kepada awak media, Senin (24/11/2025).

Buku setebal puluhan halaman itu memuat sekitar 19 jenis makanan tradisional, di antaranya jejorong, rabeg, ketimus, bontot, hingga berbagai hidangan khas lain yang masih hidup dalam tradisi masyarakat Serang.

Tidak hanya memotret bentuk dan rasa makanan, Wayang juga menelusuri jejak sejarah serta filosofi yang melekat pada setiap hidangan.

“Misalnya rabeg dan sate bandeng, konon sudah ada sejak masa Kesultanan Banten. Saya memperkuat data melalui wawancara langsung dengan sejarawan Banten, Abah Yadi,” jelasnya.

Selain melakukan wawancara, Wayang juga mengumpulkan data dengan mendatangi pelaku UMKM yang masih memproduksi makanan tradisional tersebut.

Menurutnya, sebagian kuliner khas Banten masih mudah ditemui hingga saat ini. Namun, beberapa di antaranya hanya muncul pada waktu tertentu.

“Kolek radio biasanya hanya ada saat bulan Ramadan. Ketan bintul juga lebih sering muncul di bulan puasa,” tuturnya.

Ia juga menyebut ada makanan yang kini semakin jarang dijumpai, seperti ratuban dan sekul atau nasi syaikh, yang biasanya hanya hadir dalam acara selametan atau hajatan tradisional.

Menurut Wayang, kondisi itu menjadi alasan pentingnya pendokumentasian kuliner lokal agar tidak hilang tergerus zaman.

Proses penulisan buku dilakukan selama dua bulan, sejak Agustus hingga September 2025. Ia mengaku, meski asli Kabupaten Serang, banyak sejarah kuliner lokal yang baru dipahaminya selama proses riset.

“Saya baru benar-benar memahami lebih dalam tentang sejarah makanan tradisional di Kabupaten Serang,” katanya.

Melalui buku tersebut, Wayang berharap masyarakat semakin mengenal kekayaan kuliner daerah dan turut menjaga tradisi yang telah diwariskan sejak masa Kesultanan Banten.

“Alhamdulillah, semoga buku ini bisa menjadi rujukan baru khazanah kuliner khas Banten,” pungkasnya.***

Editor: Esih Yuliasari

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top