SERANG, EKBISBANTEN.COM — Jumlah penduduk Kabupaten Serang pada semester pertama 2025 tercatat mencapai 1.815.551 jiwa. Data tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Serang, Wanerry Poetri.
“Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 926.144 jiwa dan perempuan 889.407 jiwa,” kata Nerry saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (17/11/2025).
Ia menyebutkan, dibandingkan dengan tahun 2024, jumlah penduduk Kabupaten Serang mengalami peningkatan. “Ada kenaikan sekitar 100 orang,” ujarnya.
Tahun 2024, jumlah penduduk tercatat sekitar 1,7 juta jiwa. Angka tersebut meningkat menjadi 1,8 juta jiwa pada 2025.
Meski demikian, capaian Identitas Kependudukan Digital (IKD) di Kabupaten Serang masih jauh dari target.
Hingga 9 November 2025, baru 5,34 persen atau 68.222 warga wajib KTP yang telah mengaktifkan IKD.
“Target pemerintah adalah 30 persen dari total 1,2 juta wajib KTP. Namun kami masih kesulitan mencapainya,” jelas Nerry.
Rendahnya capaian IKD, kata dia, disebabkan oleh beberapa faktor, terutama keterbatasan masyarakat di pedesaan yang belum memiliki ponsel, serta masih kuatnya kepercayaan pada penggunaan KTP fisik.
“Masyarakat belum yakin dengan IKD, mereka lebih memilih KTP fisik. Selain itu, banyak lembaga yang masih meminta KTP fisik sebagai persyaratan,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan capaian IKD, Disdukcapil Kabupaten Serang telah melakukan berbagai upaya, di antaranya pelayanan jemput bola di 326 desa, terutama di wilayah dengan capaian rendah.
“Kami juga mengadakan gebyar administrasi kependudukan di sejumlah desa serta perekaman di sekolah-sekolah. Selain itu, sosialisasi melalui berbagai media terus kami lakukan agar masyarakat datang ke UPT atau ke dinas,” katanya.
Program jemput bola dan gebyar administrasi kependudukan sudah dilakukan di lima hingga enam desa sepanjang tahun ini.
Disdukcapil Kabupaten Serang menargetkan capaian IKD terus meningkat, meski realisasi tahun ini diprediksi masih jauh dari target 30 persen.
“Masih jauh, karena kendalanya masyarakat di pedesaan belum banyak yang memiliki handphone dan belum percaya penuh pada digitalisasi,” pungkasnya.***





