SERANG, EKBISBANTEN.COM — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah bagi perempuan di daerah, menyusul tingginya kerentanan kelompok perempuan terhadap berbagai bentuk penipuan keuangan, terutama yang berbasis digital.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Dr. Friderica Widyasari Dewi, mengatakan perempuan dan guru merupakan kelompok yang paling sering menjadi korban penipuan keuangan.
“Perempuan dan profesi guru termasuk kelompok tertinggi yang menjadi korban penipuan. Karena itu kami fokus pada edukasi bagi perempuan dan juga anak-anak remaja,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri program SiCantiksS atau Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah di Balai Baladika Grup 1 Kopassus, Serang, Selasa (7/10/2025).
Friderica menilai, literasi keuangan menjadi kunci agar masyarakat tidak mudah terjebak penawaran investasi atau pinjaman daring ilegal. “Sekarang anak-anak bisa mengajukan pinjaman online hanya dalam lima menit. Bahkan iklan di gim anak-anak banyak yang menawarkan pinjaman. Ini harus kita dampingi dan awasi bersama,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya inklusi keuangan syariah yang bertanggung jawab, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kalau berbicara inklusi keuangan, tahap awal adalah menggunakan produk jasa keuangan syariah, seperti memiliki rekening. Tapi level yang lebih tinggi adalah bagaimana UMKM bisa mengakses permodalan melalui perbankan syariah untuk menggerakkan ekonomi daerah,” jelasnya.
Menurut Friderica, penguatan ekonomi daerah menjadi bagian penting dari upaya pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. “Kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi tinggi, tentu harus ada sumber pertumbuhan baru di daerah, salah satunya dari UMKM. Karena itu harus terus kita dorong,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Friderica juga memperkenalkan Kepala OJK Provinsi Banten, Adi Dharma, yang akan mendampingi masyarakat Banten dalam program literasi dan inklusi keuangan syariah.
“Kami ingin memastikan inklusi dilakukan secara bertanggung jawab. Jangan sampai masyarakat menggunakan produk keuangan tanpa pemahaman yang cukup dan akhirnya menyulitkan diri sendiri. Pak Adi siap mengedukasi masyarakat Banten agar bijak berkeuangan,” tuturnya.
Diketahui, program SiCantiksS bertema “Perempuan Berdaya, Masyarakat Sejahtera” ini diikuti oleh 754 peserta dari berbagai organisasi wanita se-Provinsi Banten. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara OJK, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banten, dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Banten.***