SERANG, EKBISBANTEN.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten memaparkan perkembangan dan proyeksi ekonomi daerah dalam Taklimat Media bertajuk “Peluang dan Tantangan Pendalaman Sektor Ekonomi Prioritas”, yang digelar di salah satu kafe di Kota Serang, Kamis (7/8/2025).
Deputi Direktur Kepala Perwakilan BI Banten, Rawindra Ardiansah, mengungkapkan bahwa perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, terutama akibat perang tarif yang terus menekan kinerja perdagangan internasional. Meskipun terdapat kesepakatan tarif sebesar 19 persen, proses negosiasi antarnegara masih berlangsung dinamis.
“Pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan turun dari 3,3 persen menjadi 3 persen. Ini menjadi sinyal pesimisme global,” kata Rawindra.
Di tengah tekanan eksternal tersebut, perekonomian Indonesia masih menunjukkan ketahanan, termasuk Provinsi Banten. Pada triwulan II-2025, ekonomi Banten tercatat tumbuh sebesar 5,33 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 5,12 persen maupun kawasan Jawa sebesar 5,2 persen.
Capaian ini menempatkan Banten sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah DI Yogyakarta.
Sektor industri pengolahan menjadi penopang utama pertumbuhan, dengan laju sebesar 4,82 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja ekspor, khususnya pada subindustri besi baja, kimia, plastik, dan petrokimia. Sektor konstruksi dan real estate juga menunjukkan geliat positif seiring meningkatnya permintaan properti residensial dan komersial.
“Pengadaan semen meningkat hingga 15 persen pada triwulan kedua. Biasanya ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas konstruksi dan investasi,” jelas Rawindra.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh sebesar 3,02 persen, didorong realisasi proyek strategis dan pembangunan infrastruktur. Sektor perdagangan juga masih tumbuh, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan penopang utama berasal dari penjualan makanan, minuman, dan produk tembakau.
Konsumsi rumah tangga tetap tumbuh positif, didorong oleh daya beli masyarakat yang masih cukup terjaga, walaupun sedikit melambat usai momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Sementara itu, ekspor bersih tetap mencatatkan pertumbuhan seiring solidnya kinerja industri manufaktur. Namun demikian, BI Banten memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian, terutama pangan, yang dinilai masih menjadi titik lemah dan berisiko dalam jangka panjang.
Inflasi di Banten pada Juli 2025 tercatat sebesar 2,29 persen (yoy), lebih rendah dari angka nasional yang sebesar 2,37 persen, dan masih berada dalam rentang target nasional 2,5 ±1 persen. Secara spasial, Banten berada di posisi keempat terendah di Pulau Jawa.
Di sisi lain, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit yang meski terbatas, masih meningkat. Digitalisasi sistem pembayaran juga menunjukkan tren positif. Penggunaan QRIS dan uang elektronik terus meluas, seiring penguatan ekosistem pembayaran digital di daerah.
“Pengguna QRIS di Banten sudah mencapai lebih dari 3 juta orang, dengan 2,3 juta merchant. Kita nomor lima terbesar di Indonesia,” ungkap Rawindra. Saat ini, perluasan QRIS difokuskan ke wilayah Banten Selatan seperti Lebak dan Pandeglang. Salah satu inovasi terbaru adalah fitur QRIS tap NFC untuk mempercepat proses transaksi.
Peningkatan di sektor konstruksi juga terlihat dari jumlah proyek yang tercatat sebanyak 1.434 dengan pangsa pasar sebesar 17 persen. Pemerintah turut menjadi pendorong utama melalui proyek pembangunan infrastruktur yang mencapai nilai investasi Rp103,46 triliun pada 2025, terutama di sektor transportasi dan pendidikan.
Untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan, BI menekankan pentingnya strategi penguatan sektor prioritas, di antaranya dengan meningkatkan promosi proyek prioritas, mendorong investasi di kawasan baru dan kawasan industri, memprioritaskan pembangunan infrastruktur produktif, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta melakukan harmonisasi tata ruang antarwilayah.
“Untuk menjaga kinerja konstruksi dan investasi, perencanaan pembangunan ke depan harus lebih matang dan terintegrasi,” pungkas Rawindra.
Hadir dalam acara ini jajaran Kantor Perwakilan BI Banten, antara lain Agus Sumirat (Deputi Direktur – Deputi Kepala Perwakilan), Juhari (Asisten Direktur – Kepala Tim Implementasi SP-PUR), Hendro Binsar Sirait (Manajer – Ekonom), dan M. Lukman (Asisten Direktur – Ekonom Senior Fungsi Perumusan KEKDA).***