SERANG, EKBISBANTEN.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang melalui Kecamatan Cikande terus berupaya menangani persoalan sampah yang menumpuk di sejumlah titik.
Untuk mempercepat pembersihan, satu unit alat berat dan beberapa armada truk dikerahkan ke lokasi.
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Cikande, Muhamad Noeh, mengatakan volume sampah di wilayahnya mencapai 100 kubik per hari.
Angka ini menjadikan Cikande sebagai salah satu penyumbang sampah terbesar di Kabupaten Serang. “Volume sampah di sini mencapai 100 kubik per hari, tertinggi di Kabupaten Serang,” ujar Noeh, Selasa (30/7/2026).
Pembersihan sampah dilakukan oleh tim gabungan dari kecamatan, dengan dukungan alat berat dan truk pengangkut. Noeh mengungkapkan, meski terus berupaya maksimal, keterbatasan sarana dan prasarana masih menjadi tantangan utama.
“Kami hanya memiliki 11 petugas dan 7 unit armada, kondisinya pun sudah cukup memprihatinkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebagian besar sampah berasal dari pasar dan permukiman warga. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dinilai sebagai faktor utama yang menyebabkan terjadinya penumpukan.
“Mayoritas berasal dari pasar dan lingkungan sekitar. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan masih perlu ditingkatkan,” katanya.
Sebagai solusi jangka panjang, pihak kecamatan akan memperkuat pengawasan serta melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
“Kami akan dorong budaya membuang sampah pada tempatnya dan pola hidup bersih. Perubahan perilaku masyarakat adalah kunci,” tegas Noeh.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Abidin Nasyar, menyambut baik langkah cepat pemerintah kecamatan. Menurutnya, penanganan yang serius ini penting untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar.
“Tumpukan sampah sempat memenuhi sebagian jalan nasional. Kami apresiasi upaya petugas yang cepat tanggap,” ujarnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan permasalahan sampah di Kecamatan Cikande dapat segera teratasi secara berkelanjutan.*
