PANDEGLANG, EKBISBANTEN.COM – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Banten meresmikan Smart Greenhouse berbasis teknologi di Desa Pamarayan, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Kamis (26/6/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang digelar sebagai upaya konkret menjaga ketahanan dan stabilitas pangan di daerah.
Peresmian ditandai dengan penanaman cabai bersama sejumlah pihak, termasuk Ketua Tim Penggerak PKK Banten Tinawati Andrasoni, Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani, perwakilan Pemprov Banten, serta Kepala BI Banten Ameriza Ma’ruf Moesa.
“Kami ingin membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi solusi ketahanan pangan. Greenhouse ini dilengkapi sistem IoT yang bisa mengatur suhu, kelembaban, dan nutrisi tanaman secara otomatis,” kata Ameriza dalam sambutannya.
Ia menambahkan, inflasi di Banten per Mei 2025 tercatat hanya 1,57 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional. Capaian itu, menurutnya, tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak dalam pengendalian harga pangan.
“Dengan memperkuat produksi lokal, khususnya komoditas strategis seperti cabai, kita bisa jaga kesejahteraan petani sekaligus menekan gejolak harga,” ujarnya.
Smart greenhouse yang diresmikan tersebut mampu menampung 540 bibit cabai dan menjadi proyek percontohan pertanian digital. BI berharap model ini mampu menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian modern.
“Petani masa kini tak hanya mencangkul, tapi juga mengoperasikan teknologi,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif BI dan Pemprov Banten dalam mendukung ketahanan pangan berbasis inovasi.
“Penggunaan teknologi IoT menjadikan pengelolaan iklim mikro lebih efisien, tanpa tergantung cuaca ekstrem,” kata Dewi.
Ia menyebut cabai sebagai komoditas penyumbang inflasi terbesar. Di Pandeglang, tanaman cabai dikembangkan di lahan seluas 85 hektare dengan produksi mencapai 72 ton.
“Ke depan, distribusi hasil pertanian akan diperkuat melalui BUMDes, operasi pasar, dan digitalisasi rantai pasok. Kami juga tengah menyiapkan hal serupa untuk komoditas kakao,” pungkasnya.*