Mahasiswa Unbaja Beri Penyuluhan Anti Tawuran Antar Pelajar di SMAN 8 Kota Serang

| Kamis, 23 Januari 2025

| 18:32 WIB

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Mahasiswa Prodi PPKn Universitas Banten Jaya melaksanakan sosialisasi penyuluhan mengenai kenakalan remaja “Anti Tawuran Antar Pelajar” di SMAN 8 Kota Serang, pada Kamis (23/1).

Perwakilan mahasiswa PPKn Unbaja, Yulianti menjelaskan kegiatan penyuluhan ini dilakukan lantaran adanya keresahan masyarakat terhadap remaja-remaja yang suka melakukan aksi tawuran.

“Tawuran bisanya dilakukan oleh remaja yang masih duduk di bangku SMA atau remaja yang berusia 15-18 tahun. Tawuran merupakan perilaku yang menyimpang dari norma yang berupa perkelahian, pengeroyokan dan penganiayaan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan remaja yang melakukan aksi tawuran tidak mencerminkan karakter pelajar Pancasila dan bertentangan dengan UUD 1945.

Selain itu, Yulia juga menyampaikan sebab terjadinya tawuran yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

“Faktor internal adalah faktor yang timbul dari individu itu sendiri, seperti rasa egois yang tinggi, mudah emosi, serta kekeliruan dalam menyelesaikan masalah,” paparnya.

“Sementara faktor eksternal berasal dari pengaruh keluarga, lingkungan sekolah yang kurang ketat peraturannya serta pergaulan bebas,” sambung Yulia.

Di samping itu, Yulia memaparkan baru-baru ini banyak sekali terjadi aksi tawuran di berbagai daerah yang di mana para pelakunya masih status pelajar.

Menurutnya, tawuran sendiri membawa dampak yang sangat merugikan baik untuk si pelaku maupun masyarakat.

Di mana, siswa/pelajar yang melakukan tawuran beresiko diberhentikan dari sekolah, atau berdampak pada dirinya sendiri seperti cedera, kerugian fisik lainnya sampai kehilangan nyawa.

“Dampak lain dari tauran sendiri adalah terganggunya proses belajar serta menurunnya moralitas pelajar dan memudarkan toleransi,” jelas Yulia.

Namun, Yulia juga menegaskan bahwa hal tersebut bisa dicegah dan tentu ada solusinya. Tetapi untuk melerai rantai prilaku tawuran itu membutuhkan kolaborasi yang tinggi antara keluarga, pihak sekolah dan pemerintah.

“Peran keluarga sangat diperlukan untuk memantau dan mengawasi tingkah laku anak sementara disekolah setiap mata pelajaran perlu disisipkan ajaran-ajaran moral dan melakukan pelatihan bakat dan pengetahuan siswa serta peran pemerintah ialah memberikan sanksi tegas untuk pelaku tauran,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yulia berharap ke depan tidak ada lagi pelajar yang melakukan aksi tawuran dan kepada pihak-pihak tertentu baik pemerintah, sekolah dan keluarga dengan kolaborasi yang baik diharapkan dapat memutus rantai prilaku tauran agar tidak terulang dan terjadi lagi di masa mendatang.

“Say NO to tawuran, say YES to prestasi, Pelajar Cerdas; Anti tawuran, Cinta kerukunan,” pungkasnya.*

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top