SERANG, EKBISBANTEN.COM-Perekonomian Provinsi Banten jalan di tempat atau stagnan, bahkan melandai turun sepanjang tahun 2024.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, pertumbuhan ekonomi Provinsi ujung Barat Pulau Jawa itu tercatat 4,70 persen.
Nilai tersebut masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05 persen pada kuartal II di tahun ini.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten Ameriza Ma’aruf Moesa memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Banten bakal tumbuh pada kisaran 4,8-5,6 persen di tahun depan.
Proyeksi itu hanya naik 0,1 persen apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Banten pada saat ini.
Ia menilai, kondisi itu sedikit membaik disebabkan adanya faktor tambahan, seperti pembangunan dua Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Jawara itu.
“Dan satu kawasan ekonomi khusus, termasuk mulai beroperasinya PT Lotte Chemical Indonesia, serta jalan tol Serang-Panimbang yang sudah jadi. Sehingga pariwisata bisa hidup,” katanya dalam agenda Economic Outlook 2025, di Hotel Aston Serang, Jumat, (18/10/2024).
Faktor lain yang membuat kondisi perekonomian Banten cukup baik, didorong oleh penurunan suku bunga acuan.
Lalu sektor kontruksi yang mengingkat dan bergairahnya kinerja ekspor yang disebabkan oleh membaiknya komoditas ekspor pasar logam.
Tahun ini, paparnya, perekonomian Banten terpantau datar. “Namun jika dibandingkan dengan wilayah lain kita bersyukur, karena lebih tinggi,” terangnya.
Faktor inflasi juga, jelasnya, turut menyumbang pertumbuhan ekonomi Banten stagnan.
Tingkat inflasi yang sebesar 2,03 persen yoy dari Januari hingga September tahun ini, ikut mempengaruhi kondisi perekonomian Banten.
“Ini merupakan sejarah biasanya inflasi Banten itu ada di 3 persen,” jelasnya
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor OJK Jabodebek dan Provinsi Banten Roberto Akyuwen memaparkan kondisi ekonomi dari sisi kinerja perbankan.
Ia bilang, sisi kinerja perbankan kredit masyarakat di Provinsi Banten terus mengalami peningkatan.
Tercatat pada Juli tahun 2024 perbankan kredit Rp 203 triliun, meningkat sedikit menjadi Rp 205 triliun pada bulan Agustus di tahun yang sama.
Kondisi ini, papar dia, dapat dikatakan Provinsi Banten masih dalam situasi yang tak mengkhawatirkan. Potensi kinerja keuangan masih mendukung aktivitas ekonomi.
“Semua bank mempunyai kinerja yang cukup baik,” tuturnya.
Namun dalam kondisi ini, terdapat beberapa tantangan yang menjadi fokus lembaganya. Seperti digitalisasi yang merubah pola perilaku masyarakat dalam aktivitas ekonomi.
Provinsi Banten termasuk dalam salah satunya. Aktivitas ekonomi yang semakin cepat dampak digitalisasi, harus diimbangi dengan pengetahuan yang mumpuni terkait keuangan.
Hal ini tentunya berdampak pada kebutuhan masyarakat Banten yang ujung-ujungnya berimbas juga dalam perekonomian daerah.
“Oleh sebab itu, OJK gencar melakukan edukasi kepada masyarakat, ASN, kepolisian, guru, pelajar,” tutupnya.