SERANG, EKBISBANTEN.COM- Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten bersama Pemprov dan Pemkot Serang meresmikan terobosan inovatif Sekolah Lapang Produk Pertanian Holtikultura, di Sawah Luhur, Selasa, 15 Oktober 2024.
Program ini merupakan salah satu upaya sinergi ketiga lembaga untuk mengendalikan inflasi, melalui peningkatan produktivitas pertanian, termasuk pengendalian stabilisasi harga komoditas pangan di Provinsi Banten.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2024, terkait optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan dan akselerasi penerapan teknologi berbasis riset (Smart Agriculture).
Harapannya, pelaksanaan kegiatan ini dapat mengurangi defisit produksi holtikultura yang tengah dialami Provinsi Banten.
Selain ketiga lembaga, program ini didukung oleh beberapa lembaga lainnya, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian.
Kepala Perwakilan BI Banten, Ameriza Ma’aruf Moesa menyampaikan, inflasi merupakan salah satu indikator yang penting dalam kerangka makroekonomi nasional.
Inflasi, kata dia, perlu dijaga dan dikendalikan karena tekanannya dapat berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi di daerah.
Kaitannya dengan pengendalian inflasi, program sekolah lapang produk pertanian hortikultura yang menggandeng Kelompok Tani Sumber Jaya ini, akan berdampak pada ketersediaan pasokan holtikultura.
Program ini membuat demplot seluas 3 ha yang bertujuan menciptakan produktivitas tinggi, pertanian ramah lingkungan, dan berkelanjutan, sehingga dapat dijadikan replikasi bagi daerah lain.
Berdasarkan data, inflasi di Banten masih terjaga, pada September tercatat 2,03 persen (yoy) atau 0,78 persen (ytd).
“Ini merupakan hasil dari koordinasi antara BI Banten dengan TPID Provinsi Banten dan TPID Provinsi Kota/Kabupaten se-Banten,” ujarnya dalam sambutan.
Imam Rana Hardiana selaku Pj Sekda Kota Serang menyampaikan, wilayahnya memiliki potensi lahan pertanian seluas 367 hektar lahan yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga pasokan.
“Pilot project 10 Ha di Kecamatan Kasemen Kota Serang dipilih karena dekat dengan kota, sehingga dapat direplikasi dan diadopsi oleh para petani untuk mempercepat metode budidaya yang efektif khususnya untuk jenis bawang merah dan cabai merah,” ujarnya.
Pihak Pemprov yang diwakili Plt. Inspektorat Banten Usman Assidiqi Qohara menyampaikan, di bulan September 2024, Inflasi menunjukkan perbaikan dimana harga pangan mulai turun, namun diperlukan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan inflasi menjelang akhir tahun.
“Terutama akibat hari Besar Keagamaan Nasional Komoditas yang perlu diwaspadai termasuk bawang merah, cabai merah, daging, ayam dan telur,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, inflasi dapat ditekan dengan menjaga pasokan pangan melalui program diversifikasi dan stabilitas harga, Insiatif terbaru, seperti sekolah lapang Pertanian Hortikultura.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas komoditas, khususnya bawang merah dengan praktik pertanian modern. Apresiasi disampaikan kepada semua pihak yang terlibat sebagai tim pelaksana kegiatan dengan penekanan pada pentingnya sinergi untuk keberlanjutan program pertanian di Kota Serang dan Provinsi Banten,” jelasnya.
Kegiatan ini juga turut didukung gerakan tanam bawang merah bersama dan pemberian sarana dan prasarana untuk demplot seluas 3 hektar, berupa penyaluran sarana dan prasarana pertanian dan bibit bawang merah sebanyak 3,6 ton, pupuk untuk 3 hektar, serta peralatan seperti hand sprayer dan cultivator kepada poktan Sumber Jaya.
Selain itu, dukungan juga diberikan untuk membentuk kelembagaan Kelompok Tani Sumber Jaya agar dapat menjadi kelompok tani yang kuat.