Kamis, 17 Oktober 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Peringati HUT Kabupaten Serang, Aksi BEM Serang Raya Diwarnai Kekerasan Oknum Aparat Kepolisian

Budiman

| Kamis, 10 Oktober 2024

| 23:00 WIB

Aksi BEM Serang Raya menjadi ricuh karena tindakan represif aparat di gerbang Pendopo Kabupaten Serang, Kamis (10/10/2024). Foto: Rosid/BEM Serang Raya.

SERANG, EKBISBANTEN.COM-Aksi demonstrasi damai yang digelar oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Serang Raya diwarnai kekerasan oleh oknum aparat Kepolisian.

Aksi yang digelar dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Serang ke-498 itu, menjadi tak kondusif saat Presma Universitas Banten Jaya atau Unbaja Gery Wijaya mendapat perlakuan tak menyenangkan berupa tindakan represif dari oknum aparat kepolisian.

Aksi yang melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Serang ini, berubah menjadi ricuh saat polisi mulai memukul mundur massa dengan cara kekerasan.

Gery Wijaya yang saat itu sedang memimpin orasi di depan Kantor Bupati Serang, menjadi korban tindakan represif aparat.

Berdasarkan keterangan para saksi, Gery ditarik secara paksa oleh beberapa oknum personil polisi, kemudian dibawa masuk ke belakang barisan pengamanan dan di tendang di bagian kepala dan kaki. Padahal Gerry tak melakukan tindakan provokatif.

“Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi secara damai dan meminta Bupati Serang datang menemui kami, tetapi tindakan represif ini benar-benar tidak bisa dibenarkan. Gery di tarik dan di tendang tanpa alasan yang jelas, ini adalah bentuk pembungkaman terhadap suara mahasiswa,” ujar koordinator BEM Serang Raya Abdilah Aditama, saat aksi, Kamis, 10 Oktober 2024.

Sementara korban represif oknum aparat kepolisian Gery Wijaya mengaku kepala belakangnya di tendang, dada dan kaki di injak. Bahkan kaki Gery mengalami cidera lecet.

Tindakan kepolisian hari ini, kata dia, tidak mencerminkan keberpihakan terhadap masyarakat yang mana seharusnya polisi itu melindungi, melayani dan mengayomi.

“Tetapi pada faktanya kepolisian justru menjadi alat penjaga kekuasaan pemerintah dan oligarki yang ada di Kabupaten Serang” ujarnya sambil merintih menahan sakit.

Beberapa mahasiswa lain juga dilaporkan mengalami kekerasan fisik akibat upaya pembubaran paksa dengan di dorong mundur dan di tendang. Sejumlah demonstran mengalami luka-luka .

Pihak kepolisian berdalih tindakan tersebut diambil untuk menjaga ketertiban dan keamanan, dengan alasan aksi demonstrasi mulai melanggar ketertiban umum.

Namun, pernyataan ini tidak diterima baik oleh para masa aksi yang menilai tindakan tersebut berlebihan dan merugikan hak demokrasi para mahasiswa.

Maka dari itu Gery wijaya dan Aliansi BEM Serang Raya mengutuk keras tindakan represif aparat yang dianggap telah menciderai prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Adapun tuntutan kepada Bupati Serang dari aksi tersebut, yakni
agar lebih memberdayakan SDM dan memberantas para mafia hukum.

Aksi ini diharapkan dapat menjadi momentum percepatan pembangunan daerah yang lebih adil, inklusif dan merata.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top