Minggu, 8 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Berkat Program JKN, Kondisi Bayi Alami Luka Berat di Perut Akibat Monyet Liar Berangsur Membaik

Esih Yuliasari

| Senin, 6 Mei 2024

| 08:00 WIB

Muhammad Alwi
Siti Aisah dan Munasir, orangtua dari bayi bernama Muhammad Alwi yang mengalami luka berat akibat diserang monyet liar saat ditemui di Rumah Sakit Hermina Ciruas. (FOTO: ESIH/EKBISBANTEN.COM).

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Kasih sayang orang tua memang tiada habisnya. Bagi orang tua, anak adalah segalanya sehingga apapun rela dilakukan demi keselamatan sang anak.

Di saat seorang anak mengalami hal yang mengancam keselamatannya, orang tua akan melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa sang anak.

Seperti halnya saat kejadian tidak terduga menimpa seorang bayi berusia dua bulan bernama Muhammad Alwi. Ia menjadi korban serangan monyet liar di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Akibat kejadian tersebut, bayi malang itu mengalami luka robek berat di bagian perut. Bahkan video kondisi Muhammad Alwi dengan organ vital terlihat viral di linimasa.

Ayahanda Muhammad Alwi, Munasir mengungkapkan dirinya sangat panik ketika mengetahui anaknya diserang oleh monyet liar. Ia langsung berlari ke klinik terdekat untuk memberikan pertolongan kepada anak keduanya itu.

Namun, klinik yang didatanginya sepi dan tidak ada dokter yang bertugas. Munasir kemudian kembali membawa anaknya ke Puskesmas yang berada di wilayahnya akan tetapi Puskesmas tersebut tidak sanggup.

Muhammad Alwi lalu dilarikan ke RSUD Malingping. Karena tidak ada dokter bedah anak di rumah sakit itu, anak pasangan Munasir dan Siti Aisah ini akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Hermina Ciruas.

“Kejadiannya benar-benar cepat ya. Posisinya memang anak saya ditinggal sendiri. Mamanya waktu itu mau salat dan saya mau menjemur padi. Belum sampai ke tempat menjemur padi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, sudah diserang sama monyet liar,” ungkap Munasir.

“Saat itu juga langsung dibawa lari ke klinik terdekat. Ternyata di klinik terdekat itu posisinya tidak ada orang, lagi pada di Puskesmas. Dibawa ke sana, sampai di sana tidak sanggup melihat kondisi seperti itu. Terus dibawa lagi ke RSUD Malingping. Karena tidak ada dokter bedah anak, pihak rumah sakit merekomendasikan untuk dibawa ke Rumah Sakit Hermina Ciruas,” sambungnya.

Di rumah sakit tersebut, Muhammad Alwi langsung ditangani. Setelah melewati proses operasi yang memakan waktu hingga lima jam dan dilakukan oleh Dokter Bedah Anak yakni dr. Melani Mandasari, kondisinya berangsur membaik.

Bahkan Munasir mengaku anaknya memperoleh penanganan yang sangat baik.  Selain itu, dirinya tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya operasi hingga perawatan karena ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

“Penanganan di sini sangat baik, langsung direspons dengan cepat. Dan alhamdulillah kondisi anak saya pun sekarang sudah membaik. Untuk biaya juga semuanya tercover oleh BPJS. Saya tidak habis pikir, andaikan tidak ada BPJS, berapa biaya yang harus kami keluarkan,” jelasnya dengan mata berkaca-kaca.

Munasir lantas berterima kasih kepada BPJS Kesehatan karena dampak kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terasa sangat membantu masyarakat yang tidak memiliki biaya untuk berobat.

“Terima kasih BPJS Kesehatan. Program JKN ini sangat membantu kami. Mungkin kalau program ini ditiadakan nasib orang kecil seperti kami sudah terlantar. Luar biasa, beribu-ribu terima kasih kami ucapkan,” tuturnya.

Diketahui, BPJS memang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk masyarakat tidak mampu yang tidak bisa membayar iuran per bulannya. Mereka yang masuk kategori tidak mampu ini harus terdaftar sebagai warga miskin di Dinas sosial setempat.

Dari data https://sismonev.djsn.go.id/, per Maret 2024 jumlah peserta Program JKN memang mengalami peningkatan, menjadi 269.493.003 jiwa atau kurang lebih 95.70 % dari seluruh penduduk Indonesia.

Dari jumlah ini, untuk peserta di segmen PBI atau penerima bantuan iuran, total sebanyak 139,2 juta jiwa yang terdiri dari 96,7 juta jiwa penduduk miskin pada segmen PBI APBN dan 42,5 juta jiwa penduduk miskin di segmen PBI APBD.*

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top