Rabu, 15 Januari 2025
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

BPJS Kesehatan Raih UHC, Dirut Beberkan Kiat-kiatnya

| Rabu, 17 April 2024

| 16:24 WIB

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti dalam kegiatan pertemuan bersama Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Kamis (11/1/2024). Foto: BPJS Kesehatan For Ekbisbanten.com

EKBISBANTEN.COM-BPJS Kesehatan berhasil meraih capaian Universal Health Coverage (UHC) dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun.

Hal ini membuktikan peran negara mampu memberikan dan memastikan akses layanan kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Perlu diketahui, UHC merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.

UHC mengandung dua elemen inti yaitu, Akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga, dan perlindungan risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan kesehatan.

Atas keberhasilan itu, menjadikan banyak negara tertarik untuk mempelajari bagaimana upaya yang dilakukan BPJS Kesehatan dalam mencapai capaian tersebut.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti berkesempatan membagikan pengalamannya dan menjadi pembicara pada tiga sesi kegiatan yang diadakan oleh The Annual Health Financing Forum di Washington, D.C.

Di antaranya pada Session Social Protection in Health, Consultation Special Session: Making Social Health Insurance Works for UHC dan Session Budget Execution in Health: From Bottleneck to Solutions.

Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara yang tergabung dalam Joint Learning Network (JLN) dan World Bank.

Ghufron menyebut langkah dalam pencapaian UHC yang diupayakan telah menjadi fokus utama dalam membuka akses layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat. Apalagi, dalam rentang waktu 10 tahun, capaian kepesertaan Program JKN sudah 96,67 persen per 1 April 2024.

“Satu dekade Program JKN telah berkembang menjadi program strategis yang memiliki kontribusi besar dan mampu membuka akses layanan kesehatan bagi masyarakat. Banyak negara sangat tertarik kepada BPJS Kesehatan sebagai sebuah program gotong royong berkonsep single payer,” beber Ghufron, dalam laman resmi BPJS Kesehatan dikutip Rabu (17/04).

“Jika dibandingkan negara-negara lain yang butuh puluhan tahun untuk mencapai UHC, progres di Indonesia ini terbilang luar biasa pesat,” sambungnya.

Dalam menjalankan Program JKN, BPJS Kesehatan memiliki tiga kompetensi inti organisasi, yaitu risk pooling melalui memperluas cakupan penduduk untuk menjamin akses terhadap layanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.

Lalu revenue collection melalui kontribusi dari semua sumber pendanaan dan strategic purchasing melalui pengelolaan kerja sama dengan fasilitas kesehatan.

Hal ini menjamin manfaat peserta sesuai kebutuhan dasar kesehatan dan pengelolaan sistem pembayaran fasilitas kesehatan yang efektif.

Ghufron mengakui dalam implementasinya, Program JKN menemukan berbagai tantangan. Namun, dengan komitmen yang kuat, BPJS Kesehatan terus berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan beragam inovasi, antara lain perluasan cakupan melalui penambahan peserta baru maupun pengaktifan kembali peserta.

“Selain itu, peningkatan pendapatan dan penerimaan iuran melalui penyempurnaan program pengumpulan iuran dan pemanfaatan teknologi terkini. Kemudian menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait alam meningkatkan kualitas layanan,” ungkapnya.

Kemudian juga implementasi penelitian dan pengembangan program baru dan penyempurnaan program yang sudah ada dan menghadirkan inovasi layanan kepada peserta.

Tak hanya itu, Ghufron menyebut BPJS Kesehatan juga menjalankan program kerja secara efektif dan efisien dengan output dan outcome yang dapat diukur secara optimal, melaksanakan sosialisasi, advokasi, serta monitoring dan evaluasi fungsi.

Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan citra positif organisasi, dan menciptakan pelayanan yang semakin mudah, cepat, setara yang selaras dengan upaya transformasi mutu layanan yang tengah dicanangkan BPJS Kesehatan.

“Di sisi pelayanan, BPJS Kesehatan lebih dulu telah memanfaatkan teknologi dalam memberikan layanan bagi peserta. Optimalisasi Aplikasi Mobile JKN misalnya. Adanya fitur baru seperti telekonsultasi, skrining riwayat kesehatan, antrean online hingga fitur i-Care JKN diyakini mampu menjadi solusi atas pelayanan yang diakses peserta,” jabar Ghufron.

“Kemudian, ada juga Pelayanan Adminsitrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Voice Interactive JKN (VIKA) hingga BPJS Kesehatan Care Center 165 juga menjadi alternatif bagi peserta yang ingin mengakses pelayanan kesehatan secara mudah,” tutup Ghufron.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top