EKBISBANTEN.COM – Sobat Ekbisbanten.com, setelah momen Idul Fitri ada sejumlah amalan yang bisa dikerjakan oleh umat Islam.
Salah satunya yakni puasa sunnah setelah 1 Syawal atau biasa disebut dengan puasa Syawal.
Anjuran mengamalkan puasa sunnah setelah Lebaran disebutkan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Berikut bunyinya:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah ia telah berpuasa setahun penuh.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Niat Puasa Syawal
Bagi umat Islam yang hendak mengamalkan puasa Syawal, dianjurkan untuk melafalkan niatnya di malam hari.
Dikutip dari laman NU Online, berikut ini bacaan niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bagi umat Islam yang tidak berniat puasa Syawal pada malam hari, tetapi mendadak ingin melaksanakannya pada pagi hari, maka ia boleh berniat saat itu juga.
Dengan catatan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Adapun bacaan niat puasa Syawal yang dibaca ketika siang hari adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Tata Cara Puasa Syawal
Terkait tata cara pelaksanaan puasa Syawal, para ulama memiliki perbedaan pendapat.
Ada yang berpendapat puasa sunnah ini dilaksanakan enam hari secara berturut-turut, dan ada juga yang mengatakan boleh tidak berturut-turut.
Meski begitu, sebagian besar ulama tidak mengharuskan pelaksanaan puasa Syawal secara berturut-turut setelah Idul Fitri.
Alasannya, tidak ada anjuran maupun larangan langsung dari Rasulullah SAW.
Namun, dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW pernah memerintahkan seseorang untuk mengganti puasa sunnah yang terlewat di akhir bulan Syaban.
Rasulullah SAW bersabda:
فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ
Artinya: “Apabila kau telah berbuka (dari bulan Ramadhan) maka puasalah (esoknya) dua hari.” (HR. Bukhari Muslim)
Dengan demikian, puasa sunnah ini tetap bisa dilaksanakan kapan saja selama masih di bulan Syawal.
Sementara itu, untuk pelaksanaannya, puasa Syawal sama seperti puasa sunnah lainnya, yakni menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari subuh hingga maghrib.
Adapun yang membedakan dari puasa lainnya adalah niatnya.*