EKBISBANTEN.COM – Tanggal 30 September merupakan tanggal yang bersejarah dalam perjalanan Republik Indonesia. Peristiwa berdarah tersebut berhasil direkam lewat kamera arahan Arifin C Noer pada tahun 1984.
Film dengan judul lengkap Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI itu, menggambarkan peristiwa kelam menjelang kudeta dan beberapa hari usai malam jahanam tersebut.
Ada beberapa pihak yang mengklaim, bahwa film ini merupakan bagian dari propaganda pemerintah Orde Baru selama puluhan tahun untuk memaksakan sejarah versinya kepada masyarakat umum.
Di mana kala itu Soeharo lewat kuasanya memerintahkan satu-satunya stasiun televisi di Indonesia TVRI untuk menayangkan film ini setiap tahun pada tanggal 30 September malam.
Film ini juga diperintahkan menjadi tontonan wajib bagi para pelajar sekolah di Indonesia, walaupun memperlihatkan adegan-adegan yang penuh kekerasan berlebihan.
Sinopsis
Film berdurasi sekitar 226 menit ini dibuka dengan narasi dan adegan sekelompok orang yang diduga anggota PKI. Kemudian adegan menampilkan buku tentang DN Aidit serta lambang palu arit yang merupakan simbol PKI.
Dalam film, sekelompok orang itu menggunakan senjata tajam seperti golok, palu dan celurit untuk menyerang orang-orang yang tengah melakukan ibadah salat subuh berjamaah di masjid.
Penyerangan itu terjadi pada tanggal 13 Januari 1965 di Desa Kanigoro, yang berlokasi tak jauh dari Kota Kediri. Ribuan anggota PKI menyerang masjid sekaligus tempat Pusat Pelajar Islam Indonesia.
Penyerangan organisasi itu tertuju kepada para Kyai dan para guru-guru. Selain itu, anggota PKI juga dalam adegan menginjak-injak kitab suci Al Quran.
Penyerangan berlanjut di wilayah lain, seperti Boyolali, Klaten, Madiun, Sumatera Utara dan berbagai wilayah lainnya di Indonesia.
Lalu para anggota yang akhirnya menamakan Gerakan 30 September mulai merencanakan menculik dan membunuh para perwira.
PKI lewat Resimen Cakrabirawa yang dipimpin Kolonel Untung mulai melancarkan aksinya pada para petinggi Angkatan Darat.
Adapun enam perwira tinggi dan perwira pertama tewas meliputi Letjen. Para korban yang tewas ialah:
Panglima Angkatan Darat Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. Harjono Mas Tirtodarmo, Mayjen. S.Parman, Brigjen. D.I. Panjaitan, Brigjen. Soetojo Siswomihardjo, serta atase militer Pierre Tendean yang mengaku sebagai AH Nasution padahal sebenarnya adalah ajudan pribadi Jenderal AH Nasution.
Jenderal AH Nasution yang jadi salah satu target penculikan berhasil melarikan diri dengan selamat lewat siasat melompati tembok tinggi.
Naas salah satunya putrinya, Ade Irma Suryani yang berusia 5 tahun harus tewas ditembak.
Para pasukan 30 September menyiksa hingga tewas, lalu tubuh korban dibawa serta dilempar ke sumur di sekitar Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Motifnya jelas, PKI tak ingin kekuasaan jatuh pada TNI Angkatan Darat ditengah kondisi Sukarno yang sakit.
Untuk menonton secara lengkap film tersebut, klik di bawah ini