Minggu, 8 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Ada Fenomena El Nino-IOD, BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Indonesia Akan Terjadi Juli

and

| Jumat, 9 Juni 2023

| 17:54 WIB

EKBISBANTEN.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kapan El Nino akan terjadi di Indonesia pada tahun 2023 ini.

El Nino merupakan fenomena terkait Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik yang berdampak pada cuaca di Indonesia.

Dikutip laman resmi BMKG, pengertian El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk seperti di Indonesia.

Lantas kapan El Nino terjadi di Indonesia tahun ini? Apa dampak dari fenomena El Nino terhadap cuaca di Indonesia?

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi fenomena El Nino akan terjadi di bulan Juni 2023.

Meskipun pihaknya memprediksi El Nino di bulan Juni 2023 masih di tahap lemah, tetapi nantinya akan menguat setelah bulan Juni 2023.

“Diprediksi akan berlangsung dengan intensitas awalnya lemah sekitar bulan Juni kemudian setelah Juni diprediksi menguat hingga moderat,” kata Dwikorita.

Lebih lanjut, Dwikora juga mengatakan bahwa adanya potensi El Nino yang dapat menyebabkan musim kemarau 2023 di Indonesia lebih kering.

Hal ini jika dibandingkan dengan musim kemarau 3 tahun terakhir.

“Secara umum musim kemarau 2023 diprediksi bersifat normal dan ada juga yang di bawah normal. Masing-masing sebanyak 327 zona musim atau 46,78%. Nah, tapi mohon diperhatikan, normal itu dibandingkan rerata klimatologisnya antara tahun 1991 sampai tahun 2020,” ujar Dwikorita.

Selama 3 tahun belakangan, terjadi musim kemarau basah atau musim kemarau yang diiringi angin kencang dan hujan di beberapa daerah.

“Padahal selama 3 tahun berturut-turut terakhir, yaitu 2020, 2021 hingga 2022, kita sudah mulai terbiasa dengan musim kemarau yang basah yang di atas normal. Sekarang kita mengalami normal lagi, artinya sudah biasa ada hujan di musim kemarau saat ini kembali ke normal. Bahkan ada potensi El Nino, artinya ada potensi lebih kering terutama dibandingkan 3 tahun terakhir,” jelasnya.

Oleh karena itu, BMKG menghimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau 2023 atau fenomena El Nino 2023.

Terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).

Selain itu, BMKG menyebut fenomena El Nino semakin menguat dengan adanya Indian Ocean Dipole (IOD) menuju positif.

Menurut Kepala BMKG Dwikora Karnawati, hal ini dapat memicu kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.

Dia menyebut, dua fenomena itu telah diprakirakan BMKG pada Maret 2023, di mana keduanya berpotensi mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.

Fenomena El Nino dipengaruhi oleh SML di Samudra Pasifik, dan IOD yang dipengaruhi suhu di Samudra Hindia, dan keduanya terjadi bersamaan pada musim kemarau tahun ini.

“Diprediksi pada semester 2 ini dapat berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini. Bahkan sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya,” kata dia dilansir Antara.

Merujuk fenomena kekeringan pada 2019, Dwikorita menjelaskan saat itu disebabkan oleh fenomena IOD yang menguat ke arah positif.

Namun, musim kemarau tahun ini terjadi dua fenomena El Nino dan IOD yang harus diantisipasi karena saling menguatkan.**

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top