PANDEGLANG, EKBISBANTEN.COM – PT Kona Bay Indonesia (KBI), perusahaan joint venture antara PT Suri Tani Pemuka dan Hendrix Genetics lakukan ekspor induk udang vaname perdana ditahun 2023 senilai USD25.600 ke Malaysia. Nilai ekspor tersebut meningkat sebanyak 35 persen dibandingkan dengan nilai total ekspor di tahun 2022 silam senilai USD19.456. Ekspor ini dilakukan sebagai upaya perluasan pangsa pasar dan pemenuhan kebutuhan akan induk udang.
Ari Setiardhi, General Manager PT Kona Bay Indonesia mengungkapkan, udang vaname masih menjadi komoditas ekspor unggulan dengan pendapatan tertinggi pada subsektor perikanan. KBI sebagai perusahaan yang berfokus pada budidaya induk udang vaname memiliki komitmen untuk terus meningkatkan produktivitas dan menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
“Ekspor perdana tahun ini merupakan ekspor kami yang ketiga kalinya sejak didirikan di tahun 2021 lalu. Hingga saat ini, total ekspor kami telah mencapai lebih dari 62.384 US Dolar,” katanya.
Merujuk data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tahun 2020, Indonesia merupakan produsen produk akuakultur terbesar di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk sektor budidaya perikanan, terutama udang yang masih mendominasi komoditas ekspor saat ini. Melihat peluang tersebut, KBI berupaya memberikan kontribusi secara optimal dengan senantiasa meningkatkan kualitas setiap proses budidaya yang dimiliki.
KBI hanya memasok induk berkualitas tinggi yang bebas dari penyakit/Specific Pathogen Free (SPF) yang salah satu upayanya yakni dengan pengembangan induk udang vaname melalui fasilitas Broodstock Multiplication Center (BMC) di mana produk awal Parent Post Larva (PPL) berasal dari pusat Breeding/Nucleus Breeding Center (NBC) Kona Bay Marine Resources dan kemudian akan menghasilkan induk udang (Litopenaeus vaname) yang berkualitas dan dapat dilacak balik jalur genetiknya.
Selain itu, KBI juga turut menerapkan sistem biosecurity yang ketat, memiliki laboratorium yang berguna memantau perkembangan kesehatan udang dan kualitas air yang digunakan. KBI pun menerapkan proses budidaya berkelanjutan salah satunya melalui fasilitas Unit Pengelolaan Limbah (UPL), sehingga limbah yang dihasilkan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
“Kami berkomitmen untuk selalu menjaga setiap kegiatan budidaya udang vaname yang kami miliki. Benur yang kami produksi di Indonesia memiliki kualitas yang sama dengan produk indukan di kantor pusat KBI yang terletak di Hawaii. Dalam 2 tahun mendatang, KBI menargetkan produksi indukan mencapai 80.000 ekor per tahunnya. Dengan demikian, kami berharap dapat mendukung peningkatan produksi budidaya perikanan dalam negeri dan berkontribusi pada peningkatan ekspor di pasar Internasional,” tutup Ari.